TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengomentari banyaknya kritikan terkait program makan siang gratis.
Makan siang gratis merupakan program Gibran dan Prabowo Subianto saat kampanye pada Pilpres 2024.
Keheranan Gibran tersebut karena KPU belum mengumumkan hasil Pilpres 2024.
Baca juga: Reaksi Kubu Ganjar-Mahfud Kabar Prabowo Bakal Sunat Subsidi BBM Demi Program Makan Siang Gratis
“Saya belum dilantik udah pada ribut,” ungkap Gibran saat ditemui di Taman Balekambang, Sabtu (17/2/2024).
Ia pun saat ini fokus pada perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang saat ini masih berjalan.
Sejauh ini perhitungan resmi belum keluar.
“Pokoknya fokusnya perhitungan real count,” tuturnya.
Sedangkan mengenai program yang akan dijalankan setelah terpilih, pihaknya berjanji tetap melalui kajian agar bermanfaat bagi masyarakat.
“Untuk yang seperti itu program pasti dijalankan dikaji dengan baik dan bisa bermanfaat dengan masyarakat luas,” jelasnya.
Salah satu faktor penentu Paslon 02 Prabowo Gibran yakni silent majority.
Ia pun mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah menyalurkan hak suaranya.
“Ya itu biar para pengamat yang statement. Yang jelas kami senang sekali partisipasi pemilih pemula dan silent majority,” ungkapnya.
Dituding akan bikin inflasi
Rencana Prabowo Subianto memangkas subsidi BBM untuk program unggulan seperti makan siang gratis dinilai dapat mendongkrak angka inflasi RI.
Baca juga: Ekonom: Susu dan Makan Siang Gratis Program Blunder, Sejatinya Tidak Diperlukan
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti memprediksi kalau pemangkasan subsidi BBM dilakukan, itu akan berpotensi memunculkan inflasi yang tidak terkendali.
Berkurangnya subsidi BBM berarti harga BBM akan naik. Akibat naiknya harga BBM, harga bahan pokok juga bisa ikut terkerek naik.
Ia mengatakan, sekarang ini saja sudah ada bahan pokok yang memiliki harga tinggi. Penyebabnya karena stok yang kosong di pasar retail.
"Nah beras aja sekarang sudah dibatesin. Orang mau beli dibatesin. Nah, gula sebagian di pasar retail sudah tidak ada. Kalau ada, harganya tinggi. Minyak goreng juga seperti itu nanti," kata Esther kepada Tribunnews, Jumat (16/2/2024).
"Terus apalagi nih BBM akan dicabut subsidinya atau dikurangi subsidinya karena fiscal space-nya itu kecil gitu kan (akibat) banyak proyek mercusuar," lanjutnya.
Baca juga: TKN Klaim Program Makan Siang Gratis Akan Dijalankan Sejak Prabowo Menjabat Tapi Bertahap
Esther mengatakan, berhubung barang-barang kebutuhan pokok itu tergolong dalam administered price, jadi jika mengalami kenaikan harga, pasti akan mendongkrak inflasi.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, mengungkapkan saat diwawancarai Bloomberg Television pada Kamis (15/2/2024), jika Prabowo dan wakilnya, Gibran Rakabuming Raka benar-benar menjadi presiden dan wakil presiden, maka bakal memangkas anggaran subsidi BBM demi merealisasikan program unggulan seperti makan siang gratis.
"Kami juga akan menemukannya (biaya program Prabowo) dengan mengurangi subsidi, subsidi yang tidak perlu," ujarnya dalam wawancara tersebut.
Sosok yang juga Wakil Ketua Umum PAN itu mengatakan bahwa upaya semacam itu bukan tanpa alasan lantaran 80 persen dari dana subsidi yang menembus Rp 350 triliun dinilai tidak tepat sasaran.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Bakal Gandeng Koperasi
"Saat ini kita sedang melihat subsidi energi sebesar Rp 350 triliun di mana 80 persen ditargetkan utnuk mereka yang tidak memenuhi syarat untuk menerima subsidi."
"Sehingga, kami bakal menyesuaikan jumlah subsidi dari subsidi yang sebenarnya," tuturnya.
Pada wawancara tersebut, Eddy juga mengatakan bahwa Prabowo bakal meningkatkan rasio pajak demi membiayai sejumlah program.
Dia mencatat bahwa penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan 10 persen Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurutnya, nominal ini terlalu kecil dibanding negara tetangga yang mempunyai rasio sebesar 14 persen.
Klarifikasi Eddy
Eddy kemudian mengklarifikasi terkait Prabowo Subianto bakal melakukan pemangkasan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) jika menjadi Presiden.
Dikutip dari Reuters, Eddy mengatakan Prabowo belum mengambil keputusan terkait pemangkasan subsidi BBM tersebut.
Dia mengungkapkan pihaknya baru menyarankan kepada Prabowo untuk melakukan peninjauan saja.
Hal ini dilakukan demi memastikan agar subsidi BBM yang disebut menembus Rp 500 triliun itu benar-benar tepat sasaran yaitu diterima oleh masyarakat menengah ke bawah yang membutuhkan.
"Saya tidak bisa mengatakan (Prabowo) sudah setuju, tapi saran dari tim ahli agar beliau membuat anggaran negara lebih efisien," ujarnya kepada Reuters, Jumat (16/2/2024).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Respons Gibran soal Program Makan Siang Gratis Tuai Banyak Kritik : Belum Dilantik Sudah Pada Ribut