Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Chico Hakim menyayangkan rencana pemangkasan subsidi energi seperti bahan bakar minyak (BBM) untuk makan siang gratis.
Makan siang gratis merupakan program unggulan pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Chico mengatakan, program makan siang gratis Prabowo-Gibran memang sejak diluncurkan hanya untuk menarik simpati masyarakat.
"Ini sangat disayangkan karena menurut kami sejak awal, apa yang mereka luncurkan itu hanya sebatas untuk menarik perhatian masyarakat, bukan betul-betul memikirkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat," kata Chico kepada Tribunnews.com, Sabtu (17/2/2024).
Dia menjelaskan, postur fisikal dan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) Indonesia mengalami defisit karena harus mencicil utang-utang luar negeri.
"Apalagi gelontoran bansos kemarin cukup tinggi. Bahkan, Kementerian Keuangan harus membekukan sementara anggaran-anggaran kementerian," ujar Chico.
Karenanya, Chico menuturkan, posisi fisikal Indonesia sekarang tidak dalam keadaan yang baik.
"Sehingga tentu harus ada pemangkasan di berbagai bidang untuk melancarkan program makan siang gratis Prabowo-Gibran apabila memang mereka akan menjadi presiden dan wakil presiden," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno meluruskan kabar program makan siang dan susu gratis nantinya akan memangkas subsidi BBM.
Eddy pun membantah pernah mengeluarkan pernyataan tersebut. Dia hanya berharap adanya efisiensi penyaluran subsidi di bidang energi. Dia bilang, ada sejumlah sektor energi yang harus diefisiensikan.
"Itu bukan pemangkasan BBM. Saya nggak pernah bilang pemangkasan BBM, gitu. Yang saya katakan adalah kita lakukan efisiensi di bidang penyaluran subsidi energi. Subsidi energi bukan subsidi BBM dan kita bukan pemangkasan, adalah efisiensi. Gitu yang saya katakan," kata Eddy kepada awak media, Jumat (16/2/2024).
Dijelaskan Eddy, subsidi energi negara pada tahun 2023 mencapai angka fantastis atau sebesar Rp 500 triliun.
Sementara pada tahun 2024, subsidi energi diproyeksikan bakal menghabiskan dana Rp350 triliun.
Menurutnya, subsidi energi terbesar yang diberikan negara berasal dari subsidi petralite dan gas LPG 3 Kg.
Sayangnya, kata Eddy, kedua sektor tersebut justru banyak dinikmati oleh masyarakat mampu.
"Porsi terbesar dari subsidi energi itu adalah subsidi untuk pertalite dan elpiji 3 kg. Tetapi yang menikmati pertalite dan elpiji 3 kg 80 persennya itu masyarakat mampu. Jadi artinya kita memberikan subsidi begitu besar kepada mereka yang justru kaya yang mampu," kata Eddy.
Oleh karena itu, kata Eddy, subsidi energi harus segera dilakukan efisiensi. Caranya, data penerima subsidi energi harus disempurnakan oleh pemerintah.
"Caranya gimana? pertama data penerima subsidi energi itu harus kita sempurnakan. Jadi yang berhak itu siapa? misalnya saja, kaum miskin. Kedua yayasan, yayasan di bidang kemanusiaan. Ketiga misalnya UMKM. Itu berhak," katanya.
Lebih lanjut, Sekjen PAN itu pun menyampaikan pemerintah juga nantinya bakal membuat aturan yang lebih ketat lagi. Khususnya, bagi penerima manfaar petralite maupun gas LPG 3 Kg.
"Sekarang ini kan enggak ada aturannya. Jadi orang boleh beli pertalite siapa aja boleh beli LPG 3 Kg siapa aja boleh. Jadi yang harus kita lakukan penguatan di bidang aturan hukumnya. Di situ nanti kemudian dalam aturan hukumnya itu dibuat kriteria yang berhak menerima subsidi energi itu siapa, dan buat sanksi, sanksi bagi yang tetap membeli energi bersubsidi atau sanksi bagi orang yang menjual energi subsidi itu kepada umum," katanya.
Dengan cara itu, Eddy pun meyakini kebutuhan subsidi energi bakal mengurang drastis.
Dengan begitu, nantinya juga negara bisa lebih berhemat APBN.
Baca juga: Efisiensi Penggunaan Subsidi BBM hingga LPG Demi Penuhi Janji Kampanye Prabowo Akankah Terjadi?
"Kalau subsidi energi kebutuhan berkurang, artinya itu merupakan penghematan APBN, yang mana kemudian penghematan kan bisa dipakai untuk membiayai program yang lain. Itu maksud saya. bukan memangkas subsidi BBM untuk makan siang gratis," pungkasnya.