News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Skrining Kesehatan Petugas Pemilu Belum Maksimal, Menkes: Tahun 2029 Kita Pinginnya Nol Wafat

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (kedua dari kiri) saat jumpa pers tentang jumlah petugas Pemilu 2024 meninggal dunia dan sakit, di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memberikan saran kepada Mendagri hingga penyelenggara pemilu untuk lebih menyempurnakan proses skrining kesehatan untuk penerimaan petugas pemilu di Pemilu 2029 mendatang.

Permintaan Budi itu adalah semata untuk menihilkan jumlah orang yang meninggal dunia akibat bertugas saat pemilu.

Baca juga: Jumlah Petugas Pemilu Meninggal Dunia pada 2024 Turun Dibanding 2019, Ini Kata Menkes RI

"Jadi kita kan ingin melakukan penyempurnaan, itu sebabnya dilakukan skrining sehingga turun 80 persen lebih. Tapi ke depannya kan 2029 kita pinginnya kalau bisa nol yang wafat," kata Budi saat jumpa pers di Kantor Kemenkes RI, Senin (19/2/2024).

Meski pada pemilu 2024 ini sudah dilaksanakan skrining kesehatan, namun kata Budi Gunadi prosesnya kurang tepat.

Dimana pada proses skrining di pemilu kali ini, dilakukan setelah para petugas pemilu mendaftarkan diri, sementara hasil skrining baru keluar setelah para petugas terdaftar.

Baca juga: Segini Besaran Santunan yang akan Diterima Petugas Pemilu 2024 yang Sakit Maupun Meninggal Dunia

Padahal, dalam hasil skirining itu tidak sedikit yang ditemukan ternyata mengalami sakit, baik itu tekanan darah tinggi maupun jantung.

"Nah isunya kemarin adalah, sudah diskrining, sudah ketahuan mana yang sehat mana yang enggak, cuman sudah keburu kedaftar," kata dia.

Oleh karena penyempurnaan perlu dilakukan, salah satunya yakni dengan mengubah proses skirining tersebut menjadi berada di awal sebelum pendaftaran.

Hal itu penting, agar petugas pemilu yang lolos dapat dilihat terlebih dahulu hasil skrining kesehatannya.

"Nanti mau ngomong sama Pak Mendagri sama Pak Kepala KPU apakah kalau bisa sekarang saja ditandatanganinya aturan barunya. Karena kalau bisa skriningnya sebelum daftar," ujar dia.

Tak hanya itu, upaya selanjutnya yakni dengan melakukan pengecekan kesehatan setiap enam jam sekali terhadap kelompok berisiko.

Dengan begitu, menurut dia, maka kondisi kesehatan petugas pemilu yang sedang bekerja bisa terpantau secara real time.

"Kemudian yang berisiko kita identifikasi kalau bisa setiap 6 jam kita cek. Jadi enggak usah keburu sampai sakit, Karena bagaimana pun mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena satu nyawa saja sudah kebanyakan kalau bisa jangan ada lagi," tukas Budi Gunadi.

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Hasyim Asy'ari menyampaikan update terkait jumlah petugas pemilu,baik dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga tempat pemungutan suara (TPS) pada Pemilu 2024 ini.

Baca juga: Anggota KPPS di Palopo Jadi Korban Tabrak Motor, Pilih ke Tukang Urut daripada RS, Begini Alasannya

Kata Hasyim, per-tanggal 18 Februari 2024, Hasyim menyatakan, total ada 71 orang yang meninggal dunia.

"Dalam catatan kami yang meninggal ada 71 orang dengan rincian; anggota PPK ada 1 orang di tingkat kecamatan, kemudian anggota PPS di tingkat desa kelurahan ada 4 orang, kemudian anggota KPPS di tingkat TPS ada 42 orang," kata Hasyim saat jumpa pers usai rapat evaluasi pemastian kesehatan petugas Pemilu di Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Senin (19/2/2024).

Tak hanya petugas pemilu, Hasyim juga mencatat ada sebanyak 24 orang yang bertugas sebagai pengamanan baik dari linmas hingga pengamanan langsung (pamsung).

"Kemudian linmas yang menjaga keamanan kegiatan penghitungan pemungutan suara yang meninggal 24 orang," kata dia.

Lebih lanjut, dalam penghitungan KPU RI kata Hasyim, pihaknya juga mencatat jumlah petugas yang jatuh sakit.

Kata dia, jumlahnya lebih dari 4 ribu orang dari tingkat kecamatan hingga TPS atau tingkat RT/RW.

"Untuk yang sakit sebanyak 4.567 orang. Dengan rincian di tingkat Kecamatan atau PPK 136 orang, di tingkat PPS desa Kelurahan ada 696 orang , kemudian anggota KPPS di tingkat tps ada 3371 orang, untuk Linmas yang sakit ada 364 orang," beber Haysim.

Hasyim juga menyebut, pihaknya bersama pemerintah akan terus melakukan pemantauan atau coverage monitoring terhadap lembaga ad hoc seperti KPPS, PPS hingga PPK sampai akhir masa penetapan pemilu.

Adapun tanggal penetapan hasil pemilu ini akan ditetapkan pada 20 Maret 2024 atau selama 35 hari sejak pencoblosan.

"Mengapa karena ketika rekap di tingkat kecamatan teman-teman KPPS kan masih dihadirkan untuk mengawal hasil perhitungan suara di TPS," kata dia.

"Demikian juga nanti ketika rekapitulasi di tingkat kabupaten-kota anggota PPK juga dihadirkan ketika rekapitulasi kabupaten kota," tukas Hasyim.

Hanya saja, dalam update hari ini, Hasyim tidak membeberkan secara detail wilayah atau provinsi mana saja yang petugas pemilunya meninggal dunia.

Baca juga: Anggota KPPS di Palopo Jadi Korban Tabrak Motor, Pilih ke Tukang Urut daripada RS, Begini Alasannya

Sementara, Anggota Bawaslu RI Herwyn J H Malonda mencatat ada sebanyak 13 pengawas pemilu yang meninggal dunia selama periode pemungutan suara Pemilu 2024.

Meski begitu, kata Herwyn, jumlah tersebut masih dinamis atau dalam artian masih bertambah, sebab pihaknya masih menerima terus pelaporan yang masuk dari seluruh provinsi di Indonesia.

"13 orang (meninggal dunia) dari 14 Februari sampai 19 Februari saat ini yang masih proses terus laporannya dinamis masuk ke kami terus," kata dia.

"Terkait dengan hal ini sambil kami terus memantau jajaran pengawas pemilu karena penyelenggaraan pemilu masih berjalan," sambung Herwyn.

Dengan begitu, sejauh ini total petugas pemilu maupun pengawas pemilu yang meninggal dunia pada pemilu 2024 berjumlah 84 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini