News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

UPDATE Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia Bertambah jadi 84 Orang

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase. (Kiri) Simulasi penghitungan suara Pemilu 2024 - (kanan) Kapolres Metro Jakarta Utara Kombespol Gidion Arif Setyawan bersama unsur Forkopimko Dandim 0502 Jakarta Utara Kolonel Kav Tofan Tri Anggoro takziyah ke rumah duka Ketua KPPS TPS 70 Kelurahan Rawa Badak Utara atas nama Iyos Rusli, yang meninggal dunia setelah melaksanakan tugas penghitungan suara Pemilu 2024, rabu (24/2/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan data terkini petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia, yakni 84 orang. 

Pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebelumnya menyebut ada 71 petugas meninggal sedangkan dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) ada tambahan 13 kasus. 

"Dari KPU, angkanya 71, untuk yang 14-18 Februari. Dari Bawaslu ada tambahan 13 orang, pada tanggal yang sama. Totalnya 84 yang meninggal sampai sekarang," ungkapnya pada konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Senin (18/2/2024). 

Jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, Budi menjelaskan jika memang terjadi penurunan. 

"Itu kisarannya 16 persen dari pemilihan sebelumnya (2019). Memang terjadi penurunan sangat drastis. Tapi kami pemerintah melihat bahwa satu nyawa meninggal buat kami terlalu banyak," kata Budi menambahkan. 

Menteri Budi Gunadi mengatakan, petugas pemilu perlu bekerja dalam kondisi yang sehat. 

Pemerintah sebelumnya telah melakukan screening kesehatan bagi petugas pemilihan. 

Namun, pemeriksaan ini dilakukan setelah petugas terdaftar. 

Baca juga: Nasib 126 KPPS di Kalsel seusai Uang Honor Dibawa Kabur Bendahara PPS, Total Kerugian Rp115 Juta

Diketahui, dari 6,8 juta petugas yang di skrining, ada 400.000 petugas yang berisiko tinggi. 

"Nah, ini banyak masih lolos. Risiko tingginya paling banyak hipertensi. Banyak sekali masyarakat Indonesia hipertensi," kata Budi menambahkan. 

Sedangkan risiko kedua terbanyak saat dilakukan skrining adalah penyakit jantung. 

"Dua paling besar (penyakit jantung dan hipertensi) Nah kemarin sudah di-skrining.  Ketahuan sehat mana yang tidak, cuma sudah keburu ke daftar," tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini