"Mereka mengaku mencoblos caleg A tetapi saat rekapitulasi ternyata tidak ada. Ada juga caleg dari Sekotong, tapi ternyata setelah penghitungan di TPS nya sendiri nol suaranya," kata dia.
Yek Agil ingin demokrasi memberikan ruang untuk memilih berdasarkan hati nurani dapat terjaga. Ia berharap kualitas demokrasi di NTB dapat terus menjadi lebih baik.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman (IJU) mengungkapkan sejumlah dugaan kecurangan yang terjadi memiliki dasar. Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Sekotong sebanyak 48.511 pemilih. Pengguna hak pilih di angka 48.450 pemilih.
"Dari daftar itu ada 47.873 suara terdistribusi kepada dua caleg bersaudara di pileg DPRD NTB berdasar rekapitulasi suara di level Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK), " katanya.
Dari total DPT itu, sambung IJU, tidak ada yang di luar daerah, semua memilih, tidak ada suara batal. Baginya ini bukan lagi dugaan kecurangan.
"Buat kami sih ini sudah sangat jelas (kecurangan) . Kami yang hadir ini kan rata-rata partai besar yang juga punya konstituen di sana," jelasnya.
Kedatangan ke Mapolda NTB ini, harap IJU, dapat menjadi atensi serius. Ia pun meminta KPU dan Bawaslu untuk berani menindak perangkatnya yang terlibat dalam dugaan kecurangan tersebut.
"Supaya demokrasi kita ini sehat. Jangan lagi ada cara-cara kotor untuk meraih suara, " tambahnya.