Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan, dampak elektoral Joko Widodo (Jokowi) alias Jokowi effect tidak berpengaruh terhadap hasil Pemilu 2024.
Sebaliknya, Hasto menuturkan, penyaluran bantuan sosial (bansos) hingga penggunaan aparatur negara justru yang memiliki efek.
"Jadi, yang ada bukan Jokowi effect tetapi adalah bansos effect, penggunaan aparatur negara effect, intimidasi effect, itu yang terjadi," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (25/3/2024).
Dia menegaskan, berbagai operasi tersebut dilakukan dengan cara mengabaikan supremasi hukum.
Karenanya, Hasto menyebut, perjuangan PDIP adalah jaminan bagi demokrasi di Indonesia ke depannya.
"Dan di dalam supremasi hukum, keteladanan seorang pemimpin itu diperlukan," ungkapnya.
Dia mencotohkan terkait pencalonan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto.
"Ini juga menjadi ancaman bagi demokrasi ke depan," imbuh Hasto.
Sebagaimana diketahui, KPU telah resmi menetapkan pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024.
Hal ini berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan suara pada 128 wilayah kerja panitia pemilihan luar negeri (PPLN) dan 38 provinsi yang dilakukan KPU sejak Rabu (28/2/2024) hingga Rabu (20/3/2024).
Baca juga: Gibran Bantah Kabar Jokowi Titip Nama Menteri: Keputusan di Pak Prabowo
Prabowo - Gibran berhasil mengungguli kandidat lainnya dengan meraih 96.214.691 suara.
Kemudian pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar berada di urutan kedua dengan 40.971.906 suara.
Terakhir, pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD hanya mampu mengoleksi 27.040.878 suara.
Dari total 38 provinsi, Prabowo - Gibran berhasil menang di 36 provinsi. Anies - Muhaimin unggul di dua provinsi. Sementara, Ganjar - Mahfud tak unggul di provinsi mana pun.