TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dari Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, berbicara mengenai keuntungan dan kerugian bagi PDIP serta Anies Baswedan apabila bersatu pada Pilkada Jakarta 2024.
Saat ini, PDIP dikabarkan mempertimbangkan Anies untuk diusung pada Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Arifki, jika keduanya bersatu, ini akan memberikan keuntungan tersendiri bagi PDIP maupun Anies.
Bagi Anies, kata Arifki, situasi ini merupakan sebuah kesempatan sebab eks Gubernur Jakarta itu jadi mempunyai kendaraan politik.
"Artinya secara untung tentu pertama bagi Anies paling tidak dia punya kendaraan politik untuk kembali masuk dalam bursa Jakarta," ucap Arifki dalam acara On Focus di YouTube Tribunnews, dikutip pada Rabu (12/6/2024).
"Ini yang paling penting bagi Anies secara personal karena kan tidak ada pilihan bagi Mas Anies dalam waktu dekat, ya, jadi menteri Prabowo-Gibran."
"Artinya enggak mungkin Anies kembali ke kampus, artinya secara politik ini kan juga sebuah opportunity (kesempatan) bagi Anies bahwa Anies tidak punya pilihan lain kecuali maju di DKI Jakarta," ujarnya.
Sementara itu, bagi PDIP, mengusung Anies berarti partai berlambang banteng moncong putih itu jadi bisa bersatu membangun gerakan oposisi.
"Paling tidaknya PDIP bisa menyolidkan gerbong oposisi, paling tidak di akar rumput, bagaimana akar rumput yang memang tidak suka dengan pemerintahan Prabowo-Gibran dan juga akar rumput yang tidak suka dengan Prabowo-Gibran, tapi diwakili oleh Mas Anies bersatu untuk membangun gerakan oposisi," sambungnya.
Menurut Arifki, situasi ini secara efek politik akan menguntungkan PDIP karena ada ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan untuk membangun solidaritas kelompok pemilih dari kalangan islam maupun nasionalis.
"Dan saya rasa ini yang secara efek politik juga menguntungkan bagi PDIP karena kan PDIP kabarnya akan sendirian di luar kalau misalnya PKS masuk ke dalam (pemerintahan)."
Baca juga: Anies dan PDIP Dinilai Sama-Sama Untung jika Bersatu pada Pilgub Jakarta, Pengamat: Musuhnya Sama
"Artinya ada ruang-ruang yang ingin dimanfaatkan oleh PDIP untuk membangun solidaritas kelompok yang ada di kalangan PDIP dan juga kelompok yang ada di kalang Anies, pemilih Islam maupun pemilih nasionalis," terangnya.
Kerugian
Selain itu, Arifki juga menyoroti adanya potensi kerugian bagi PDIP maupun Anies apabila bersatu dalam Pilkada Jakarta 2024.
Pasalnya akar rumput pendukung PDIP dan Anies Baswedan berbeda.