"Kalau kita bicara ruginya adalah bahwa ada komunikasi ulang antara akar rumputnya Mas Anies dengan akar rumputnya PDIP karena berbeda."
"Artinya, apakah PKS akan bergabung dengan Mas Anies atau tidak, ini juga akan menjadi rugi bagi perpolitikan politik depan bagi Mas Anies karena Mas Anies juga akan siap-siap kehilangan pemilih yang ada di belakangnya PKS. Dan saya rasa untuk kerugian bagi PDIP juga sama," tutur Arifki.
PDIP Akui Pertimbangkan Anies
Adapun, Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga, mengakui partainya mempertimbangkan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur (Cagub) Jakarta.
Eriko menyebut, dari delapan nama yang dipertimbangkan PDIP untuk diusung di Jakarta, salah satunya Anies Baswedan.
"Nah saya kan sebutkan 6 nama, ada 2 nama belum disebutkan. Ya memang betul, itu satu Pak Anies," kata Eriko di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2024).
Ia menuturkan, Anies memang sosok yang paling banyak dibicarakan untuk maju di Jakarta.
Bahkan, ucapnya, Ketua DPP PDIP seperti Puan Maharani dan Ahmad Basarah menyatakan Anies menarik.
"Nah hanya begini, Pak Anies memang sekarang menjadi satu hal yang seksi. Mbak Puan sudah menyampaikan menarik, Mas Bas, dan lain-lain," ujarnya.
Eriko juga menyebut, berkaca dari Pilpres 2024 lalu, Anies memiliki kekuatan elektoral di Jakarta.
Namun, ia menjelaskan, belum tentu pendukung Anies merestui jika dipasangkan dengan kader PDIP.
"Nah misalnya dengan yang lagi hebohnya nih dengan Charles Honoris misalnya yah kan? Muncul kan? Nah sekarang saya tanya, apakah yang mendukung Pak Anies pasti tetap mendukung Pak Anies? Apakah yang mendukung PDIP pasti tetap mendukung PDIP? Nah ini kan belum tentu," terang Eriko.
Atas dasar itu, ia mengungkapkan PDIP melakukan perhitungan secara matang sebelum mengambil keputusan.
"Tetapi ini kan harus dihitung betul. Nah, inilah yang sedang kami hitung betul, bahwa peluang itu ada yes, tapi apakah itu pasti terjadi (belum tentu)," ungkap Eriko.
(Tribunnews.com/Deni/Fersianus)