Apalagi Jusuf Hamka adalah seorang pengusaha muslim Tionghoa yang memiliki pengalaman dan dianggap mampu mengatasi kemacetan di Jakarta.
"Golkar tentu melihat tantangan Jakarta besar sekali termasuk kita ingin Jakarta ini salah satu kota dengan penduduk 10 juta kita harus bisa kalahkan Thailand untuk mengatasi kemacetan sehingga tantangan utama Jakarta adalah infrastruktur," ungkap Airlangga.
Kendati demikian, Airlangga menambahkan keputusan itu masih belum final.
Masih ada waktu dua bulan sebelum pendaftaran Pilkada Jakarta 2024.
"Kita banyak punya waktu tidak terburu-buru kita akan berbasis ilmiah dan tentu kita juga harus bicara dengan KIM," pungkas Airlangga.
Baca juga: Usul Jusuf Hamka Jadi Cawagub Kaesang, Pengamat: Golkar Ingin Tutup Asa RK Maju di Pilgub Jakarta
Peluang RK di DKI Tertutup
Analis komunikasi politik Universitas Padjajaran (Unpad), Kunto Adi Wibowo menilai usulan Kaesang-Jusuf Hamka berdampak pada Ridwan Kamil.
Kunto menduga usulan ini menjadi sinyal tertutupnya peluang RK di DKI Jakarta.
Seolah, RK diminta untuk tidak berharap banyak dapat diusung Golkar sebagai cagub di Pilkada Jakarta.
"Ini tawaran Golkar untuk kemudian menepis asanya atau harapnnya Ridwan Kamil supaya jangan terlalu berharap untuk maju di (Pilkada) Jakarta," kata Kunto,di program Rumah Pemilu, Jumat (12/7/2024).
Ia menilai pengalaman Jusuf Hamka melengkap 'minimnya' pengalaman politik Kaesang yang baru masuk ke kancah politik.
"Kalau kita lihat dari sisi pemilih, ketika nama Kaesang disandingkan dengan Jusuf Hamka, maka akan menimbulkan chemistry (hubungan) yang menarik."
"Pertama, yang satu senior, yang satu junior, jadi disini Jusuf Hamka sebagai wakil akan mengisi jam terbang atau pengalaman yang tidak dimiliki oleh Kaesang, misalnya," kata Kunto.
Selain itu, Kunto juga menganggap bahwa Jusuf Hamka memiliki basis pendukung yang kuat setelah sempat viral karena menuntut pemerintah membayar utang kepadanya pada pertengahan tahun lalu.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan kemenangan Kaesang-Jusuf Hamka.