"Intinya saya tidak bisa putuskan karena semua adalah keputusan partai. Karena setiap daerah memiliki karakteristik dan kepentingannya masing-masing," kata Rano Karno.
Saat ditanya mengenai ketertarikannya maju di Pilkada Jakarta, Rano Karno menyebut semua masih berproses.
Terlebih ke depannya Jakarta akan kehilangan identitas sebagai ibu kota, sehingga perlu dipikirkan ikon yang baru.
"Karena saya di DPP PDI-P pada bidang budaya, bisa saja nanti Jakarta dibangun dari sudut kebudayaan. Sebab ekonomi di Jakarta sudah berjalan," ujarnya.
Rano Karno Kuda Hitam di Pilkada Jakarta
Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana melihat nama Rano Karno bisa menjadi semacam titik temu sebagai cawagub dari partai politik pendukung Anies Baswedan.
Aditya juga mengakui sosok Rano Karno yang bisa menjadi kuda hitam di Pilkada Jakarta.
Pasalnya, bisa memperluas basis pemilih Anies Baswedan yang tidak terjangkau sebelumnya.
"Rano Karno ini sudah terkenal sebelum menjadi politisi dan sosok yang dapat diterima semua kelompok," kata Aditya pada Rabu (17/7/2024) dikutip dari Tribun Jakarta.
Mengenai nama Rano Karno, Aditya mengatakan politikus PDI Perjuangan layak menjadi pendamping Anies Baswedan karena pernah berpengalaman di eksekutif dan legislatif.
Aditya masih meragukan soal kesediaan Rano Karno maju sebagai wakil gubernur karena sudah pernah menjabat orang nomor satu di Banten sebelumnya.
Meski demikian Rano Karno dianggap masih punya peluang maju sebagai Jakarta satu.
Tunggu Keputusan Megawati
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, soal kader yang akan diusung di Pilkada Jakarta 2024.
Terutama terkait nasib Ahok.
Hasto mengatakan keputusan Ahok akan dimajukan atau tidak pada Pilkada Jakarta berada di tangan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.