TRIBUNNEWS.COM - Sempat digadang bakal maju Pilkada Jawa Barat, Ridwan Kamil kini justru diusung Partai Golkar untuk maju menjadi cagub di Pilkada Jakarta.
Sementara, Golkar mengusung mantan Bupati Purwakarta sekaligus kader Gerindra, Dedi Mulyadi untuk berkontestasi di Pilkada Jawa Barat.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
"Ya kan sudah jelas kalau Jawa Barat begitu (mendukung Dedi Mulyadi), berarti Jakarta siapa. Masih nanya? Apalagi Jakartanya KIM Plus," kata Airlangga di Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada Jumat (2/8/2024), dikutip dari Kompas.com.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk F Paulus.
Dia mengungkapkan partai berlambang pohon beringin tersebut telah membuka peluang untuk mendukung Ridwan Kamil karena di Jawa Barat sudah mendukung Dedi Mulyadi.
"Ya itu yang kita, Pak Dedi di sana (Jawa Barat), berarti otw RK (Jakarta) jadi benar. Mungkin baliho dipasang lagi kali ya, gimana setuju enggak?" kata Lodewijk.
Berkaca dari hal ini, bagaimana elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024? Berikut datanya berdasarkan hasil survei dari tiga lembaga.
Survei Indikator
Berdasarkan hasil survei Indikator yang dirilis pada Kamis (25/7/2024) lalu, elektabiltas Ridwan Kamil masih kalah dari mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu hanya memperoleh 13,1 persen dan duduk di peringkat ketiga.
Baca juga: Sekjen Golkar: Kemungkinan Ridwan Kamil Jadi OTW Jakarta, Baliho Akan Dipasang Lagi
Bahkan, dia kalah jauh ketimbang mantan Gubernur Jakarta sebelum Anies, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang memiliki elektabilitas 23,8 persen.
Sementara Anies memimpin jauh dengan meraih 39,7 persen.
"Hampir 40 persen, tepatnya 39,7 persen (responden) itu memilih Anies Baswedan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei secara daring.
"Ini top three ya. Selisih antara Anies dengan Ahok signifikan dan selisih antara Ahok dengan Ridwan Kamil signifikan. Nama-nama lain kecil-kecil (surveinya) di bawah 1,5 persen," ujar Burhanuddin.