TRIBUNNEWS.COM - Eks Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), berpotensi melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta 2024.
Adapun Ridwan Kamil rencananya akan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Sejumlah partai politik (parpol) pun berpeluang untuk merapat ke KIM Plus.
Di antaranya Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Jika ketiga parpol itu pada akhirnya benar-benar merapat ke KIM Plus, RK bisa saja melawan kotak kosong.
Kendati demikian, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai tak mudah bagi siapa pun jika akhirnya melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta.
Pasalnya, karakter pemilih di Jakarta didominasi oleh pemilih rasional dengan tingkat ekonomi menengah dan Islam perkotaan.
"Publik Jakarta ini didominasi pemilih rasional, kalangan kelas menengah, dan Islam Perkotaan. Sehingga saat Anies Baswedan, Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), atau nama lain yang berpotensi lainnya tidak bisa maju dan akhirnya Ridwan Kamil melawan kotak kosong, ini bukan hal mudah untuk dilalui,” kata Agung Senin (5/8/2024) malam, dilansir Kompas.com.
Adapun potensi melawan kotak kosong terbuka jika eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, gagal maju Pilkada Jakarta.
Sejauh ini, Partai NasDem dan PKS sudah menyatakan dukungan kepada Anies.
Begitu pula dengan PKB, dari tingkat DPW Jakarta sudah mengatakan mereka mendukung Anies.
Baca juga: Peta Politik Pilkada Jakarta 2024 Setelah Anies dan Ridwan Kamil Diajukan Jadi Cagub
Namun, jika dukungan itu berbalik, maka skenario kotak kosong bisa terwujud.
Hanya saja, Agung menilai kemenangan akan lebih mudah didapatkan jika muncul calon independen melawan pasangan calon tunggal yang diusung gabungan parpol.
“Cerita ini akan berbeda, bila calon independen mengemuka dan Ridwan Kamil melawannya," terang Agung.