News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Daftar Tokoh Populer Mendadak Mundur dari Pilkada 2024, Gusti Bhre hingga Dico Ganinduto

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pilkada Serentak 2020 di Indonesia - Pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024 memiliki banyak dinamika. Termasuk kabar dari sejumlah tokoh yang memutusakan mundur dari pencalonan di detik-detik pendaftaran. 

Namun, Gusti Bhre memilih mundur pada hari-hari terakhir pendaftaran di KPU.

"Karena kemarin kan sudah kita turunkan rekomendasi Gusti Bhre dan Mbak Astrid, dengan mundurnya Gusti Bhre, berarti kita menganalisis ulang."

"Ya kita menyayangkan karena waktunya sudah mepet," bebernya.

Raja Pura Mangkunegaran Solo, Kanjeng Gusti Adipati Aria (KGPAA) Mangkunagara X atau yang akrab disapa Gusti Bhre. (TribunSolo.com/Andreas Chris)

Ia memaklumi Gustri Bhre lebih mengutamakan keluarga dan statusnya sebagai Mangkunegara X.

"Di satu sisi menghormati. Apalagi alasannya menurut kami vital, karena masalah keluarga. Kita juga paham, ini keputusan yang berat juga, kita menghormati itu," katanya.

Meski mendadak, para partai pengusung akan mencari sosok yang dapat didaftarkan sebagai calon Wali Kota Solo 2024.

Sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari sejumlah partai besar seperti PSI, PAN, PKB, dan PKS. 

2. Ariza Patria 

Ketua DPD Partai Gerindra Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mundur dari kontestasi Pilkada Tangsel 2024.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani membenarkan kabar tersebut.

"Informasi mundurnya Pak Ariza Patria pada kontestasi Pilkada Tangsel ini benar," kata Kamhar dihubungi Rabu (28/8/2024).

Oleh karena itu dikatakannya terjadi peralihan dukungan partai Demokrat di Pilkada Tangsel.

Wakil Gubernur DKI Jakarta (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Ia menerangkan semula Demokrat mendukung pasangan Riza-Marshel kini menjadi Benyamin-Pilar.

"Ini dinamika yang lazim terjadi pada Pilkada, sering perubahan dan pergeseran itu terjadi di menit-menit terakhir," terangnya.

Jika kemudian saat ini dukungan Demokrat diberikan pada pasangan Benyamin-Pilar, kata Kamhar, sesungguhnya hal itu balik ke opsi awal dengan mengakomodir aspirasi struktur partai.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini