News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Serentak 2024

Drama Anies Baswedan Gagal Maju Sebagai Cagub di Pilkada 2024, Pengamat: Sangat Tragis

Penulis: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan saat meminta doa restu kepada ibunda Aliyah Rasyid Baswedan sebelum berangkat ke kantor DPP PDIP, Senin (26/8/2024). Anies Baswedan batal bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta maupun Jawa Barat (Jabar) dalam Pilkada Serentak 2024.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendaftaran Pilkada 2024 telah ditutup pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.59 waktu setempat.

Sejumlah drama pun mewarnai pendaftaran Pilkada 2024, yang menarik perhatian saat Anies Baswedan gagal maju menjadi calon gubernur.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin tidak memungkiri banyaknya drama dalam pendaftaran Pilkada 2024. Menurutnya, Anies yang memiliki elektabilitas tinggi justru tidak mendapat dukungan dari partai politik.

Baca juga: 3 Saran Untuk Anies Agar Tak Kehilangan Panggung Politik: Gabung Parpol, Buat Partai Baru atau Ormas

"Ya kalau kita berbicara Pilkada sudah selesai dengan drama-dramanya terutama soal Anies tidak bisa berlayar, Anies yang tidak bisa dapat dukungan dari partai-partai. Elektabilitasnya tinggi tapi tidak ada (partai) yang mau dukung, ini kan sangat tragis," kata Ujang saat dikonfirmasi, Jumat (30/8/2024).

Ujang menuturkan, elektabilitas yang tinggi tidak cukup membuat partai politik melirik dan menjadikan Anies Baswedan sebagai bakal calon kepala daerah.

Baca juga: Gagal Maju di Pilkada 2024, Anies Baswedan: Allah Pasti Berikan yang Terbaik

Menurutnya, Anies Baswedan terbentur oleh kepentingan elite yang justru lebih mengutamakan kepentingan partai dibanding kepentingan rakyat.

Dikatakan Ujang, seharusnya partai politik lebih mendengar aspirasi rakyat dibanding mengutamakan elite semata.

"Tapi itulah takdir, itulah kenyataan bahwa Anies figur yang dianggap bagus oleh publik tapi tidak bisa nyalon karna kepentingan elite," ujarnya.

"Kepentingan partai lebih dominan dibandingkan kepentingan rakyat. Mestinya ketika ada aspirasi rakyat, partai politik masih ikut kepentingan rakyat, tapi itulah yang terjadi," tambahnya.

Ujang pun menuturkan bahwa Pilkada memiliki dinamika sendiri. Ia melihat bahwa akhir-akhir ini banyak partai politik yang tidak memprioritaskan kadernya, meskipun elektabilitas anggota parpol itu tinggi.

"Parpol mestinya bermain di wilayah mementingkan kepentingan publik atau rakyat, bukan mementingkan kepentingan partai. Jadi kalau aspirasi rakyat menginginkan tokoh A mestinya didukung, tapi kenyataannya tidak, tapi itulah dinamikanya," tuturnya.

Anies Gagal Maju Pilkada

Anies Baswedan batal bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta maupun Jawa Barat (Jabar) dalam Pilkada Serentak 2024.

Seperti diketahui masa pendaftaran calon kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) ditutup pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.59.

Namun, hingga tengah malam itu, Anies tak kunjung mendaftarkan diri dan pada akhirnya, Anies memilih untuk tidak ikut serta dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini