Dengan demikian, Anies dipastikan batal berlaga di Jakarta karena pendaftaran pasangan calon telah ditutup.
Lalu, untuk Pilkada Jabar, sebelumnya, Anies juga disebut-sebut akan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP) pada detik-detik pendaftaran.
Namun, Anies memutuskan untuk tidak menerima pinangan dari PDIP tersebut, karena ada perbedaan antara maju di Jakarta dan Jabar.
Juru Bicara Anies, Sahrin Hamid mengatakan, peluang Anies maju di Jakarta lebih menjanjikan, ketimbang di Jabar.
Sebab, di Jakarta, Anies memiliki aspirasi dari warga karena pernah memimpin pada periode 2017-2022 lalu.
Sedangkan di Jabar, Anies belum tentu mendapatkan hal itu, apalagi ini merupakan kali pertamanya maju di daerah yang pernah dipimpin oleh Ridwan Kamil tersebut.
"Hanya satu alasan yang bisa kita sampaikan adalah perbedaan antara di Jawa Barat dan di Jakarta, kalau di Jakarta kan ada aspirasi, baik itu dari warga maupun dari partai politik."
"Nah sementara di Jawa Barat memang baru kali ini, ya kurang lebih baru hari ini," kata Sahrin, kepada wartawan di Brawijaya X, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Meski demikian, Sahrin menegaskan, hubungan Anies dan PDIP hingga kini masih terjalin dengan baik.
Hal tersebut terbukti dengan komunikasi Anies dengan PDIP yang sering dilakukan untuk mendiskusikan banyak hal.
"Kita dengan PDIP hubungannya sangat bagus. Mas Anies dengan PDIP begitu mendalam komunikasinya. Intensitas bertemu juga sering, mendiskusikan banyak hal," jelasnya.
"Harapan kita tentunya, kerja sama ini (Anies dan PDIP) tidak hanya di Pilkada. Lebih dari itu, kita menginginkan bahwa nasionalisme, juga agama, agamis, ini berjalan seiring," imbuh Sahrin.
Baca juga: Anies Ternyata Hampir Dideklarasikan PDIP untuk Pilgub Jakarta, Tapi Situasi Mendadak Berubah
Anies Singgung Demokrasi yang Sehat
Anies Baswedan akhirnya memilih untuk tidak berkontestasi dalam Pilkada 2024.
Adapun pendaftaran untuk para calon kepala daerah (cakada) di KPUD sudah ditutup pada Kamis (29/8/2024) pukul 23.59 WIB.