Seorang pejabat publik apalagi jika dia adalah seorang calon kepala daerah, maka yang harus ditonjolkan dalam media sosialnya adalah memberi pencerahan dari setiap permasalahan.
“Yang paling penting bagi saya adalah saya tidak baperan, dan saya tidak akan pernah membalas ruang publik itu dengan hal-hal yang tidak penting. Maka kalau ada netizen yang berkomentar tidak baik, menurut saya ya itu bagian dari pembelajaran bagi diri kita pribadi,” kata Pramono.
Sedangkan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Suswono, memandang ruang digital sudah semestinya diisi dengan hal-hal yang menggugah kesadaran politik, terlebih dalam mengarungi kontestasi pemilihan seperti Pilkada.
Platform media sosial juga dinilainya sebagai tempat bagi setiap pejabat yang berkontestasi di pemilihan, untuk mengenalkan diri mereka secara lebih luas lagi tanpa dibatasi jarak.
Hal ini menurutnya diperlukan kreativitas untuk menggaet simpati pemilih lewat media sosial.
“Nah yang diperlukan adalah tentu kreativitas. Bagaimana agar platform-platform ini betul-betul bisa optimal dalam memperkenalkan kita di dunia maya ini ya. Karena ke depan ini, dengan kesadaran politik yang makin meninggi atau meningkat, ya tentu harapannya money politik semakin tidak ada,” kata Suswono.
Senada dengan Suswono, calon wakil gubernur Jawa Barat 2024, Ilham Habibie menyebut media sosial adalah platform yang membantu seorang calon kepala daerah bisa lebih dikenal publik luas.
Sehingga, konten yang diunggah semestinya juga menampilkan sikap dan sifat asli dari yang bersangkutan.
“Jadi yang kita sampaikan di situ mestinya sebaiknya autentik. Jadi memang diri kita,” kata Ilham.
“Maksudnya yang satu bisa digunakan untuk memberikan informasi, kalau kita ketemu mungkin itu lebih efektif lagi, kita bisa mempresentasikan apa yang kita ingin sampaikan kepada masyarakat. Jadi itu penting sekali, autentik penting, konsisten juga penting,” ucapnya.
Calon Walikota Batu 2024, Kris Dayanti menilai, alangkah lebih baik jika media sosial digunakan sebagai platform dua arah.
Yakni, memberikan informasi dan menerima masukan.
KD yang memiliki 8 juta pengikut di Instagram meyakini media sosial sangat dibutuhkan pada era sekarang.
Di sisi lain, masyarakat juga sudah cerdas dalam bermedia sosial.