TRIBUNNEWS.COM - Hasil jajak pendapat yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking Indonesia pada Pilgub Jakarta 2024 memiliki perbedaan.
LSI yang merilis hasil survei elektabilitasnya pada Rabu (23/10/2024), menempatkan pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno di posisi teratas.
Sementara itu, sehari setelahnya, Kamis (24/10/2024), hasil survei Poltracking menunjukkan elektabilitas paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di urutan pertama.
Merespons perbedaan ini, Ridwan Kamil (RK) menyebut hasil survei bukan penentu apakah pasangan tersebut akan memenangkan kontestasi.
Hal ini disampaikan Ridwan Kamil saat ditemui di Kantor DPD Golkar Jakarta di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2024).
“Survei itu bukan penentu takdir. Justru ada puluhan lembar yang kita baca, oh disukai oleh golongan usia tertentu, pendidikan tertentu, dan isu-isu apa yang dianggap mereka,” kata RK, dilansir TribunJakarta.com.
Eks Gubernur Jawa Barat ini mengaku tak tahu mengapa LSI dan Poltracking bisa merilis hasil survei yang berbeda.
“Saya juga enggak ngerti, karena saya bukan ahli survei. Saya hanya konsumen yang membaca hasilnya seperti kawan-kawan semua,” ujarnya.
Oleh sebab itu, RK menyebut dirinya lebih memilih terus bekerja sampai masa kampanye berakhir tanpa terpengaruh hasil survei yang muncul.
“Saya kira jawabannya itu adalah survei adalah alat untuk mengevaluasi diri,” terangnya.
Hasil Survei
Berdasarkan hasil survei yang dirilis Poltracking, RK-Suswono unggul dengan mengantongi elektabilitas sebesar 51,6 persen.
Baca juga: Respons Ridwan Kamil soal Elektabilitas RIDO Disalip Pramono-Rano
Hasil itu memungkinkan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus itu menang satu putaran.
Sementara itu, Pramono-Rano mencatatkan elektabilitas sebanyak 36,4 persen.
Lalu posisi ketiga ditempati Dharma-Kun dengan elektabilitas di angka 3,9 persen. Di sisi lain, sebanyak 8,1 persen tak menjawab.