TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut beda sikap antara Puan Maharani dengan Deddy Sitorus terkait hasil Pilkada Jawa Tengah (Jateng).
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menjawab dominasi partainya yang mulai meredup di Jawa Tengah.
Hal itu menyusul Andika Perkasa-Hendrar Prihadi yang takluk dalam Pilkada Jawa Tengah 2024.
Puan menanggapi kekuatan PDIP dengan data yang menyebut calon kepala daerah (cakada) dari partainya masih menang 19 dari 35 kabupaten/kota dalam Pilkada 2024.
Ketua DPR RI itu pun meminta masyarakat menilai sendiri apakah Jawa Tengah masih bisa disebut sebagai kandang banteng atau tidak.
"Alhamdulillah dari 35 kabupaten kota PDIP berhasil memenangkan dari hasil penghitungan suara sementara 19 kabupaten kota yang dimajukan itu kader. Jadi silakan menilai apakah PDIP di Jateng masih bisa bertahan atau tidak," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Di sisi lain, Puan tidak menampik pihaknya juga akan mengevaluasi di balik kekalahan Andika-Hendrar di Pilkada Jateng. Hal yang pasti, PDIP sudah berusaha maksimal untuk memenangkan kadernya.
"Kita sudah mengevaluasi konsolidasikan kita sudah berusaha secara maksimal ya. Namun, rakyat Jawa Tengah sudah memilih gubernur dan wagubnya," jelasnya.
"Evaluasi diteruskan, selalu diteruskan dan dilakukan terus menerus untuk memperbaiki ke dalam partai," tutupnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi mendapatkan 40,70 persen dalam Pilkada Jateng 2024. Keduanya kalah dari Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen yang mendapatkan 59.30 persen.
Deddy Sitorus Sebut Jateng Kandang Bansos
Provinsi Jawa Tengah dikenal sebagai "kandang banteng" atau penghasil suara terbesar bagi PDI Perjuangan (PDIP) di pemilu legislatif (pileg) maupun pemilu presiden (pilpres).
Namun kekalahan pilkada Jateng 2024, membuat Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus meradang.
Berbeda dengan Puan yang pamer kemenangan, Deddy menyatakan, Jateng bukan lagi kandang banteng melainkan kandang bantuan sosial (bansos) dan parcok atau partai cokelat.