Makanya dia heran mengapa PKL liar disana masih juga ada sebab seharusnya sudah ditertibkan.
Sementara itu, Camat Tambora, Djaharudin, mengatakan, PKL liar kembali pindah ke emperan Pasar Asemka lantaran lokasi Pasar Pejagalan yang jadi tempat relokasi masih sepi sampai awal 2016 lalu.
Makanya para PKL pun kembali lagi pada Maret 2016 ke lokasi Pasar Asemka. Usai digusur pada bulan Oktober 2015.
Djaharudin mengaku baru mulai bertugas sebagai Camat Tambora pada 16 Januari 2016.
Djaharudin mengaku tak kuasa menggusur PKL liar. Sehingga dia pun kemudian melakukan pengaturan saja.
"Pertama saya menjaga agar PKL tak turun sampai ke jalan, lalu dibuat pula garis batas parkir motor," kata Djaharudin. Parkir dibatasi agar tak membuat sempit jalan raya.
Sedangkan soal pungutan Rp 50.000, Djaharudin mengaku tak tahu kemana aliran uang tersebut.
Namun, pantauan Wartakotalive.com, kondisi Pasar Asemka kini tampak semerawut.
PKL makanan dan asesoris tercecer nyaris di setiap sudut trotoar. Sehingga pejalan kaki terpaksa berjalan di jalan raya.
Kemudian mobil yang melintas pun jadi kesulitan, sebab terhalang pejalan kaki yang berjalan di jalan.
Parkir liar pun bahkan sampai masuk ke dalam Masjid At Taubat yang berada di tengah kawasan Pasar Asemka. Mengganggu orang yang mau beribadat.
Penulis: Theo Yonathan Simon Laturiuw