News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan Sadis di Pulomas

Inilah Fakta-fakta Mengerikan Tentang Ramlan Butarbutar Si 'Kapten Pincang'

Penulis: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah seorang pelaku pembunuhan yang berhasil diciduk polisi.

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan mengatakan, pelaku atas nama Ramlan yang tewas merupakan perampok spesialis rumah mewah yang sudah beroperasi sejak 2001.

Ia juga telah lama masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam berbagai kasus kejahatan, satunya aksi perampokan terhadap warga Korea Selatan di Depok, tahun lalu.

"Ramlan ini sebagai pimpinan komplotan. Dia punya andil besar dalam perampokan kemarin. Dia yang masuk terlebih dulu ke dalam rumah serta yang berinisiatif menumpuk 11 korban di dalam kamar mandi pembantu," jelas Iriawan saat menggelar jumpa pers di RS Polri, Rabu malam.

9. Berjuluk si kapten pincang

Ramlan yang merupakan residivis perampokan rumah mewah sejak tahun 2001 terpantau di CCTV tersebut berjalan pincang.

Ciri khas tersebut membuat Ramlan Butarbutar dijuluki Kapten Pincang.

Sebab, Ramlan kerap menjadi tokoh utama dalam setiap aksi perampokan kelompoknya.

"Yang pertama Ramlan Butarbutar, yang bersangkutan berperan sebagai kapten. Dia yang lebih dominan dalam perampokan dan pembunuhan di rumah (Dodi Triono) itu," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016) malam.

10. Sepak terjang 'sadis'

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, Ramlan Butarbutar bukan pemain baru dalam kejahatan perampokan rumah mewah di wilayah DKI Jakarta, Bekasi, Depok dan beberapa kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Ia sudah terlibat dalam sejumlah aksi perampokan sejak tahun 2001.

Dan sebelum memimpin 'aksi' di rumah Dodi Triono di Pulomas, Ramlan Butarbutar sempat menjadi DPO dari Polresta Depok karena terlibat perampokan rumah mewah warga negara Korea Selatan di perumahan Griya Telaga Permai, Cibubur, Depok, Jawa Barat pada 11 Agustus 2015.

"Dia sudah berapa kali keluar masuk LP dan sudah berapa kali pula kami melakukan penangkapan," ujar Iriawan.

"Yang bersangkutan punya ciri kalau berjalan pincang. Itu karena dia punya penyakit ginjal. Dan itu sesuai yang di CCTV," sambungnya.

11. Si pincang dari Kelompok Medan

Setidaknya, ada lima peran pentolan garong dari kelompok Medan tersebut dalam aksi perampokan di rumah tersebut.

"Yang pertama Ramlan Butarbutar, yang bersangkutan berperan sebagai Kapten. Dia yang lebih dominan dalam perampokan dan pembunuhan di rumah (Dodi Triono) itu," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016) malam.

Aksi perampokan Ramlan Butarbutar bersama Erwin Situmorang, Yus Pane dan Sinaga, disertai penyekapan terhadap 11 penghuni rumah di dalam toilet pembantu berukuran 1,5x1,5 meter persegi.

Tak adanya ventilasi udara di toilet tersebut membuat enam orang, termasuk Dodi Triono dan dua putrinya, tewas kehabisan oksigen.

"Dia juga yang pertama masuk ke rumah korban. Dia juga yang dominan untuk memasukkan korban ke kamar mandi," kata Iriawan.

"Yang bersangkutan juga yang membwa senjata api pada saat aksi dilakukan," sambungnya.

12. Peran kunci Ramlan

Selain sebagai perencana dan yang memilih rumah mewah sasaran perampokan, Ramlan juga menjadi pelaku pertama yang masuk ke dalam rumah Dodi Triono.

Tak hanya itu, Ramlan juga menanyakan kamar majikan, Dodi Triono, ke pembantu di rumah.

Pun dia memerintahkan tiga anak buahnya untuk memasukkan 11 penghuni rumah ke dalam toilet berukuran 1,5x1,5 meter persegi

Sadisnya, Ramlan pula yang mengunci toilet, merusak grendel atau pegangan pintu dan membuang kunci pintu toilet tersebut.

Ramlan juga memerintahkan ketiga anak buahnya untuk mengambil barang berharga di seluruh sudut rumah.

13. Punya penyakit ginjal

Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Mochamad Iriawan mengatakan, pelaku yang pertama dikenali dari rekaman kamera CCTV adalah Ramlan.

Sebab, Ramlan merupakan residivis kasus serupa dan mempunyai gaya jalan yang khas.

"Kami sudah tahu cirinya, yang bersangkutan pincang kalau jalan karena punya penyakit ginjal," ujar Iriawan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).

14. Mengaku begadang

Jaspen Purba rekan sesama sopir angkutan umum K11 mengatakan Ramlan Butarbutar tidak menarik angkot dengan alasan begadang.

"Dia telepon saya pukul 07.00 WIB tadi pagi. Dia bilang, enggak mau narik soalnya semalam begadang. Makanya saya ke sini tadi pagi," jelasnya saat ditemui di lokasi penangkapan, Rawalumbu, Bekasi, Rabu (28/12/2016).

Jaspen mengaku saat mengambil kunci angkot, dirinya sempat melihat ada dua orang lainnya bersama Ramlan berada di kontrakan.

Namun, dia tidak mengerti siapa saja kedua teman Ramlan tersebut.

Karena sepengetahuan dirinya selama ini, Ramlan hanya ditemani istrinya yang sedang bekerja.

"Setahu saya sih sama istrinya. Tadi saya ketemu dua orang di dalam kontrakan, tapi enggak kenal mereka siapa," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, jaspen mengaku sempat berbincang dengan Ramlan.

"Kalau sama Ramlannya sih saya ngobrol, tapi sama temannya saya tidak tahu, saya enggak kenal juga sama mereka," ucap Jaspen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini