Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang pelaku penganiayaan yang menyebabkan korbannya tewas, kabur ke sebuah Pondok Pesantren di Desa Karang Caung, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Dia adalah RAF (20), lelaki yang terkenal sebagai jagoan kampung di kawasan Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.
RAF bersama dengan AM (21), diidentifikasi sebagai pemimpin tawuran yang menyebabkan seorang lelaki bernama Mayer tewas.
Aksi tawuran antar kampung itu terjadi di kawasan Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng, Senin (9/1/2017) pagi.
Jenazah Mayer ditemukan di lokasi tawuran dengan luka tusuk dan bacok.
Tubuhnya bersimbah darah. Penyelidikan pun dimulai.
Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, Ajun Komisaris Poltar L Gaol, mengatakan, baru sekitar sepekan ini identitas dan peran AM serta RAF dalam tawuran antar kampung itu diketahui polisi.
Poltar mengatakan, awalnya ditangkap dulu AM di kawasan rumahnya, tak jauh dari lokasi kejadian tawuran.
Baru setelah itu diketahui bahwa RAF bersembunyi di sebuah Pondok Pesantren di Desa Karang Caung, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Dia diketahui kabur dan Mondok disana sejak sepekan lalu. Saat polisi mulai tahu keterlibatan RAF.
"Kami tangkap disana saat Ia ada kegiatan di luar Pondok Pesantren," ujar Poltar ketika dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (4/2/2017).
Saat penangkapan, warga sekitar dan pengurus Pondok Pesantren sempat mempertanyakan penangkapan terhadap RAF. Bahkan RAF dihalang-halangi untuk dibawa.
"Kami lekas jelaskan, lalu mereka mengerti dan akhirnya membolehkan kami membawa buronan ini," kata Poltar.