Permasalahan dia, kata Ivan, adalah ingin ekspansi dan mengerjakan lebih banyak lagi proyek, namun terbentur karena kesulitan untuk membiayai modal kerja dari proyek tersebut. Akan sayang sekali apabila kesempatan tersebut terlewatkan.
"Melalui skema invoice financing di Akseleran, Pramadya serta lebih banyak lagi pelaku usaha ke depannya bisa mendapatkan pembiayaan modal kerja dengan memberikan jaminan berupa tagihan dari invoice atau PO/SPK/Kontrak yang didapatkannya," ujar Ivan.
Selain invoice financing, saat ini Akseleran juga menyediakan pinjaman usaha berbasis inventory financing, yaitu pinjaman dengan agunan berupa persediaan dagang, pinjaman kredit investasi dengan agunan berupa tanah dan bangunan atau mesin dan peralatan, serta pinjaman usaha tanpa agunan.
Baca: Penjelasan Lengkap Dokter Gigi Widya Seputar Bahayanya Abothyl untuk Obati Sariawan
Baca: Cerita Lengkap OTT Bupati Lampung Tengah yang Terkait Dugaan Korupsi Pinjaman Daerah
Pinjaman tersebut mempunyai tenor mulai dari 1-12 bulan dengan suku bunga rata-rata sebesar 1,5% efektif per bulan.
Akseleran juga memangkas proses birokrasi dalam proses pengajuan pinjaman. Pelaku usaha cukup menyediakan laporan laba rugi tahunan sederhana, laporan rekening koran 3 bulanan, KTP, NPWP, surat keterangan domisili usaha, serta dokumen pendirian perusahaan bagi usaha yang sudah berbentuk badan.
Akseleran juga telah bekerja sama dengan biro kredit Pefindo untuk dapat memeriksa histori kredit dari si peminjam, dan memastikan peminat tidak sedang memiliki kredit macet serta mencegah usaha penipuan.
Rencananya akses permodalan bagi anggota OK OCE melalui Akseleran ini akan diresmikan oleh Wagub DKI Jakarta dalam waktu dekat.