Masyarakat yang datang wajib menukarkan voucher yang sudah dibagikan, ke stand-stand yang telah disediakan.
Saking padatnya antrean, panitia sempat melakukan penutupan sementara. Hal itu membuat pengantre kecewa.
Seperti diungkapkan oleh Sandi Maria (37) yang datang dari Pademangan, Jakarta Utara.
Apalagi, saat ia mengantre, ada petugas yang mengucapkan kata-kata yang menurut Maria tidaklah pantas.
"Saya itu lagi ngantre. Masak ada petugas bilang 'beras seliter aja pake antre segala'. Ini bukan masalah beras seliter, ini hak warga. Ini yang datang warga jauh-jauh. Mungkin buat dia beras seliter nggak ada harganya, tapi buat yang nggak punya, itu sangat berharga," kata Maria.
Selain itu, kekecewaan Maria terjadi ketika pengambilan sembako tidak boleh dilakukan oleh pria ataupun anak-anak.
Sehingga banyak pria yang ia bagi voucher sembako tidak dapat mengantre.
Maria membawa sebanyak 300 warga dari Pademangan dengan mengendarai bus Transjakarta.
Sebelumnya, ia telah membagikan sebanyak 3.000 voucher kepada warga-warganya.
"Ini voucher saya suruh bagiin ke warga untuk orang dewasa, tidak dibilang untuk ibu-ibu. Jadi saya bagikan juga untuk pria-pria. Tapi tadi bilangnya pria nggak boleh antre, jadi yang antre ibu-ibu semua. Dengan antrean sebanyak ini, wajar saja banyak ibu-ibu yang pingsan," katanya. (jos/m16)
Selengkapnya, Baca di Harian Warta Kota Edisi Minggu 29 April 2018