Padahal, selepas suaminya tutup usia akibat penyakit getah bening, ia harus mengganti peran sebagai kepala keluarga.
Ia harus membiayai kedua anak laki-lakinya yang berusia 16 tahun dan 13 tahun di sekolah Pesantren di Yogyakarta.
"Ini mata pencaharian saya satu-satunya. Baru kali ini pendapatan saya menurun drastis. Sampai saya ditelponin pihak leasing dan Akulaku (pinjaman uang online)," ujarnya.
Cicilan motor Indri tinggal 8 kali lagi. Per bulannya, Ia harus membayar Rp 800 ribu.
Namun, bulan ini dipastikan ia menunggak lantaran tak sanggup membayarnya.
Ia juga terpaksa harus meminjam uang dari pinjaman online untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
"Saya pinjam Rp 600 ribu tapi total pembayarannya jadi Rp 750 ribu tapi sekarang telat 4 hari jadi Rp 729 ribu," katanya.
Sudah tiga hari tidur Indri tak bisa lelap karena memikirkan cicilan motor dan pinjaman online.
"Takut bunganya makin besar," ujarnya.
Terpaksa "Ngalong"
Istilah ngalong, dalam dunia ojek online berarti mencari pesanan hingga dini hari.
Indri mengambil pilihan itu agar bisa melunasi utang-utangnya.
"Terpaksa (harus ngalong), karena saya belum pernah nunggak bayar cicilan baru kali ini bawaannya takut," katanya.
Rekan-rekannya berulang kali mengingatkannya agar jangan keluar mencari pesanan saat malam hari.