"Fakta kedua tak ada ceceran darah di tempat lain, kecuali tempat korban ditemukan dengan kondisi tertelungkup," katanya dikutip dari TribunJakarta.
Namun, karena jenazah diduga sudah dua hingga tiga hari berada di TKP, ceceran darah tersebut tampak sangat sedikit.
"Muncratan darah ada di tembok," jelas Tubagus.
Polisi, lanjut Tubagus, telah melakukan pemeriksaan ceceran darah tersebut.
"Sudah diambil, darah itu milik korban, tak ada ceceran darah kecuali yang ada di badan," ujar dia.
4. Pemeriksaan Ponsel Yudi, Tak Ada Pesan Ancaman
Polisi menyatakan telah melakukan pemeriksaan terhadap handphone Yodi Prabowo.
Hasilnya, polisi tidak menemukan adanya ancaman yang diterima Yodi Prabowo.
"Handphone korban sudah diperiksa, tidak ada ancaman atau hal-hal mencurigakan lainnya," kata Tubagus.
Baca: Gelagatnya Dianggap Aneh, Kekasih Editor Metro TV Merasa Dipojokkan, Ibu Yodi Prabowo Buka Suara
5. Soal Dugaan Motif Asmara
Sebelum ditemukan tewas di pinggir Tol JORR Jalan Ulujami Raya, Tubagus mengakui korban sempat berkonflik dengan kekasihnya Suci Fitri Rohmah.
Konflik itu diduga karena kehadiran orang ketiga di hubungan asmara mereka.
Hanya saja, kata Tubagus, konflik tersebut sudah dapat diselesaikan.
"Yang bersangkutan (Yodi) punya pacar namanya S, dia juga punya teman dekat inisial L. Lalu terjadi konflik di antara mereka dan sudah diselesaikan," jelas dia.
6. Polisi Sebut Yudi Prabowo Depresi dan Konsumsi Amphetamine
Hasil pemeriksaan Kedokteran Forensik Bareskrim Polri menunjukkan terdapat kandungan amphetamine di jasad Editor Metro TV Yodi Prabowo.
"Kalau sudah diperiksa ada amphetamine berarti dia pakai," kata Tubagus.
Tubagus menduga pemakaian amphetamine itu ada kaitannya dengan depresi yang dialami Yodi Prabowo.
Penggunaan amphetamine itu juga diduga terkait dengan dugaan bahwa Yodi Prabowo melakukan bunuh diri.
"Meningkatnya keberanian yang luar biasa. Artinya jangan pernah bandingkan pemikiran orang normal dengan tak normal. Tidak akan pernah nyambung," ujar Tubagus.
"Maka, yang harus diukur adalah seberapa berani keberanian itu muncul," tambahnya.
7. Keluarga Tak Percaya
Mendengar hasil yang diutarakan polisi, ayahanda Yodi Prabowo, Suwandi mengaku tak percaya.
Ia merasa janggal dengan pemaparan polisi di jumpa pers tersebut.
Terlebih, soal alasan bunuh diri Yodi Prabowo karena depresi.
Semasa hidupnya, Suwandi tak pernah melihat Yodi menunjukkan gelajat orang yang sedang depresi.
Yodi, lanjut Suwandi, bahkan membantu ibunya hingga berencana mencari tambahan biaya untuk pernikannya dengan sang kekasih, Suci Fitri.
"Dia baru beli laptop. Untuk apa? Untuk cari uang tambahan karena dia ingin menikah," kata Suwandi dalam wawancara dengan Metro TV dikutip TribunJakarta.com.
"Kalau orang depresi pasti malas. Mandi saja malas, apalagi bekerja?" kata dia lagi.
Bahkan di hari Yodi menghilang, sebut Suwandi, anaknya itu masih menyelesaikan pekerjaan di Metro TV dengan baik.
Baca: Ditemukan Amfetamin dalam Tubuh Yodi Prabowo, Ini Cara Kerjanya sampai Picu Kenekatan Bunuh Diri
Suwandi pun heran dengan penjelasan polisi soal empat kali tusukan di tubuh Yodi dan indikasi bunuh diri.
Menurut Suwandi, jika ada empat kali tusukan di dada dan leher, seharusnya bercak darah juga ditemukan baik di jaket hingga masker yang dikenakannya.
(Tribunnews.com/Daryono/Nuryanti) (TribunJakarta/Annas Furqon Hakim/Siti Nawiroh)