TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wilayah ibu kota dalam beberapa hari terakhir menjadi pusat aksi demo tolak UU Cipta Kerja.
Pertama pada Kamis (8/10/2020) demo berpusat di DPR RI, mayoritas pendemo adalah buru dan mahasiswa.
Kedua pada Selasa (13/10/2020) demo digelar di kawasan Patung Kuda, pendemo berasal dari FPI, GNPF Ulama dan PA 212.
Buntut dua kali demo tolak UU Cipta Kerja sampah yang terkumpul total 415,5 ton, nyaris 500 ton.
Sampah-sampah ini termasuk sisa-sisa dampak aksi anarkisme dari masa pendemo.
1. Demo 8 Oktober 2020 di DPR RI hasilkan 398 ton sampah
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengangkut kurang lebih 398 ton sampah pada Jumat (9/10/2020), hasil dari unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berujung ricuh.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menuturkan, 74 unit armada dan 1.100 personel petugas kebersihan diterjunkan guna melakukan tugas pembersihan sampah di ruas jalan protokol maupun lokasi yang jadi pusat aksi massa Kamis (8/10) kemarin.
Sebanyak 74 unit armada itu, meliputi 12 truk penyapu jalan otomatis, 12 unit mobil pikap, 20 unit truk sampah anorganik, dan 30 unit truk sampah tiper.
Tidak kurang dari 1.000 karung dan 500 sapu manual sebagai bekal petugas membersihkan sampah maupun puing - puing bangunan.
"Sampai saat ini terkumpul sampah seberat 398 ton, ada puing, pecahan kaca, dan sampah lainnya sisa dari aksi massa kemarin," terang Andono kepada wartawan.
"Kami lakukan gerebek puing di lintasan Transjakarta dari Thamrin sampai dengan Gajah Mada. Kami terus bergerak dan menyisir sampai tuntas," pungkas dia.
2. Demo 13 Oktober 2020 di kawasan Patung Kuda hasilkan 17,5 ton sampah
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menurunkan 500 petugas untuk membersihkan jalan dan fasilitas umum di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020) malam.