Ia mengungkapkan, satu faktor yang tak bisa lepas dari keberhasilan dirinya hingga saat ini adalah ibadah yang rutin.
Sebagai seorang muslim, Kasbani sangat teguh memegang prinsip-prinsip dan menjalankan aturan serta anjuran agama yang ia anut.
“Intinya kalau mau usaha sukses, jangan pernah tinggalin ibadah, lima waktunya jangan sampai lewat,” tegasnya.
Lanjut Kasbani, ia pun tak penah mengira bahwa penghasilannya sebagai pedagang tempe bisa menghidupi lima anak dan seorang istrinya.
Baca juga: Mengapa Kasus Mogok Perajin Tempe Tahu Terjadi Berulang-ulang dan Petani Enggan Tanam Kedelai?
Bahkan, kini ia sudah memiliki dua unit rumah yang masih berada di kawasan Kota Depok.
“Alhamdulillah rumah ada dua, anak saya yang sudah lulus kuliah sudah pada jadi guru, yang tiga lagi ada yang sudah menikah juga,” ucapnya.
Demo Kedelai Mahal
Untuk informasi, Senin (20/2/2022) siang ratusan pedagang tempe yang tergabung dalam Paguyuban Dadi Rukun menggelar aksi demo imbas mahalnya kacang kedelai, di Kelurahan Tugu, Cimanggis, Kota Depok.
Ketua Paguyuban Dadi Rukun, Rasjani (49), mengungkapkan, kondisi ini membuat anggotanya yang berjumlah 120 orang kelimpungan mencari nafkah.
Dikatakan olehnya, sebelumnya harga per kuintal kacang kedelai seharga Rp 800 ribu.
Namun kini, harganya meningkat tajam menjadi Rp 1.125.000 per kuintal.
“Tadinya Rp 800 ribu per kwintal, sekarang jadi Rp 1.125.000 per kuintal. Ini yang bikin kami mogok bersama karena sudah gak kuat lagi,” katanya saat ditemui TribunJakarta.
Rasjani tak pernah mengetahui faktor apa yang membuat bahan baku tempe ini mahal. Bahkan, ia menyebut kenaikan harga tempe sempat terjadi sebanyak tiga kali dalam sehari.
Padahal, menurutnya stok kacang kedelai di Kota Depok dalam kondisi aman.
Baca juga: Ikuti Jejak Perajin Tahu dan Tempe, Penjual Daging Sapi Juga Berencana Mogok Jualan, Ini Alasannya