Selain latar belakangnya sebagai leasing, Arek mengatakan kerja di Showroom itu lebih santai dan fleksifbel.
“Dinikmatin kerja di sini. Waktunya santai ya santai, waktunya panas-panasan ya panas-panasan.”
Dua dekade lebih berkutat di ranah mobil bekas, membuat Arek punya insting tersendiri. Dia mengaku belum pernah salah dalam membeli memilih dan membeli mobil untuk showroomnya.
Dia paham betul mana mobil bekas tabrakan hingga yang pernah terendam banjir.
“Diperiksa semua. body, mesin, urat, kaki-kaki, semuanya di coba dahulu. Belum oernah beli mobil bekas banjir. Karena hati-hati dan teliti,” ucapnya sambil menyapa karyawan lain yang baru tiba.
Dia bahkan tahu betul siklus atau waktu-waktu ketika mobil bekas yang dijualnya sedang ramai atau sepi.
Kata dia, jika situasi menjelang Lebaran seperti saat ini, umumnya penjualan mobil bekas akan ramai.
Selain itu, momen tahun baru juga kerap banyak orang mencari mobil untuk ditukar tambah.
“Kalau naik turunnya itu, kalau ramai, kebutuhan orang seperti pas mau lebaran gini, kebutuhan orang mau naik mobil meningkat kan, daripada sewa,” ucap pria yang punya tahi lalat di pipi ini.
“Tapi kalau waktu ngurusin anak sekolah ya enggak mungkin dia mau ganti mobil. Pasti yang diurusin anak dulu,” sambung dia.
“Ada siklusnya, ada naik turunnya. Semua showroom pasti gitu. Nanti sepi, nanti ramai. Enggak mungkin ramai terus, bohong lah.”
Menurut dia, pasar mobil bekas akan tetap diminati masyarakat. Arek tidak takut bisnis kendaraan tangan kedua bakal gulung tikar.
Sebab, tidak hanya mobil baru, kendaraan bekas pun punya segmen masing-masing.
Lebih lanjut Arek berharap agar kondisi ekonomi masyarakat bisa segera pulih setelah terpukul pandemi selama dua tahun.
“Setiap showroom itu punya pasar masing-masing. Yang dijual itu harga sekian, harga sekian. Kita jualnya ini, nanti kalau ada orang dateng kagi ya nyarinya ya mobil yang model begini,” tuturnya seraya berlalu ke ruangan lain.