Meski begitu, Marsudi berharap pelaksanaan Citayam Fashion Week tidak mengganggu kepentingan umum.
Baca juga: Kemenkumham: Merek Citayam Fashion Week Dalam Tahap Pemeriksaan, Hasilnya Akan Segera Dipublikasi
Marsudi mengatakan pelaksanaan Citayam Fashion Week dapat memanfaatkan teknologi, agar tidak menggangu kepentingan umum.
"Saya harapkan kreativitas yang terpenting jangan menganggu kepentingan umum. Lebih baik dibuat di tempat yang kemudian disampaikan ke publik bisa melalui teknologi dan menjadi tepat," kata Marsudi.
Terkait dugaan kemunculan kelompok LGBT dalam Citayam Fashion Week, Marsudi mengatakan beberapa orang menilai LGBT merupakan bentuk penyakit psikologi.
Baca juga: Heboh Motor Hilang di Citayam Fashion Week, Polisi: Bukan Pencurian!
Penyakit psikologi, menurut Marsudi, dapat disembuhkan dengan berbagai langkah.
"Masalah itu kan masalah kemanusiaan yang banyak orang menyampaikan itu sebuah ada yang mengatakan sebuah penyakit, ada dikatakan apa. Tapi yang penting kalo psychological sickness itu dipahami bisa disembuhkan. Kalau penyakit berusaha disembuhkan, apa saja yang sudah disampaikan ulama terdahulu sampai sekarang," jelas Marsudi.
Citayam Fashion Week sendiri merupakan kegiatan fesyen jalanan di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang didominasi oleh para remaja dari kawasan sub urban seperti Citayam, Bojong Gede, Bogor, Depok, Priok, Bekasi, hingga Tangerang Banten.