Dia masih ingat betul segala apa yang telah dilalui dalam kehidupannya.
Baca juga: Farel Prayoga, Dari Pengamen Jalanan hingga Menghibur di Istana Negara
Satu yang membekas di benaknya kala kakek Jusuf ikut membela negara ini ketika terjadinya agresi militer ke II dari Belanda pada tahun 1948.
"Waktu itu bukan perang merebut kemerdekaan tapi perang mempertahankan kemerdekaan," kenang kakek Jusuf.
Transmigran ke Maluku
Kakek Jusuf bercerita, dirinya pertama kali merantau ke Jakarta dari kampung halamannya di Semarang pada tahun 1963.
Namun dia hanya tujuh tahun di Jakarta karena pada tahun 1970 kakek Jusuf mengikuti program transmigrasi yang digencarkan pemerintahan Orde Baru.
Saat itu, kakek Jusuf bertransmigrasi ke Maluku.
"Saya di Maluku tinggal di Pulau Seram, namanya Desa Waihatu, Kecamatan Kairatu, Seram bagian Barat," papar kakek Jusuf secara detail.
Di Pulau Seram, kakek Jusuf membangun rumah tangganya.
Dia memiliki tiga anak laki-laki.
"Saya jadi petani di sana," kata kakek Jusuf.
Puluhan tahun di pulau orang, kakek Jusuf kembali ke Pulau Jawa pada tahun 2002.
Saat itu dia hanya bersama sang istri kembali ke Jawa.
Baca juga: Menelusuri Kehidupan Bonge Sebelum Viral di Citayam Fashion Week, Putus Sekolah hingga Jadi Pengamen
Sedangkan ketiga anaknya yang sudah berkeluarga tetap tinggal di Pulau Seram.