"Tanggal 28 sampai sekarang, kami belum mendapatkan perkembangan, keluarga belum mendapat perkembangan dan tidak dihubungi," ujar Jundri.
Membunuh Tapi masih Aktif di Densus 88
Jundri menduga, Bripda HS masih tetap bekerja sebagai anggota Densus 88 Antiteror Polri meski dia sudah berbuat kriminal menghilangkan nyawa orang lain.
"Tadi kami sudah tanyakan ke penyidik, informasinya pelaku masih aktif sebagai anggota Polri yang disebut adalah dari Densus 88, inisial HS," ungkap Jundri mengutip keterangan yang dia dapat dari penyidik.
"Penyidik sudah melakukan pemeriksaan pelaku sudah ditahan, tetapi disebutkan masih aktif di Densus 88 dengan inisial HS," ujar Jundri.
Pelaku pembunuhan itu diketahui berdasarkan sejumlah barang bukti yang diamankan seperti pisau, tas ransel, hingga kartu anggota di dalam dompet di mobil korban.
Di dalam dompet tersebut terdapat sejumlah kartu Identitas atas nama pelaku, termasuk di antaranya kartu anggota Polri.
"Barang-barangnya pelaku itu masih tertinggal di dalam mobil, berupa identitas pelaku, kemudian pisaunya, kemudian tas ransel, termasuk kartu identitas itu (kartu anggota Polri)," ujar Jundri.
Baca juga: Fakta-fakta Pelaku Pembunuhan Sopir Taksi di Depok: Ternyata Anggota Densus 88 yang Bermasalah
"Karena barang-barang milik pelaku tertinggal di mobil," jelas Jundri.
Terkait motif, Jundri menuturkan pelaku memang berniat mencuri kendaraan. "Secara pribadi, kami sebagai orang hukum memang sudah direncanakan," terang Jundri.
Pembunuhan yang Direncanakan
Jundri juga menduga bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan. "Pasal 340 menurut analisa kami, pertama dia melakukan pemesanan offline, dia memesan offline sehingga tidak terdetect," tutur Jundri.
"Setelah memesan alamat yang dituju bukan alamat dia. Sehingga dia telah memahami daerah itu aman untuk eksekusi dan telah mempersiapkan alat," papar Jundri.
Dibunuh di Perumahan Bukit Cengkeh 1