TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Viral di media sosial dugaan kasus penganiayaan yang dialami oleh seorang remaja di Pesanggrahan, Jakarta Selatan .
Sejumlah akun terverifikasi menginformasikan soal dugaan penganiayaan seorang remaja berinisial D itu.
Pelaku penganiayaan diduga dilakukan pemuda pengendara mobil mewah Rubicon hitam.
Dan kabarnya pemuda itu adalah anak dari pejabat Ditjen Pajak di Jakarta Selatan.
Kasus ini viral setelah diunggah oleh akun Twitter @LenteraBangsaa_ pada Selasa (21/2/2023).
Bahkan sejak pagi tadi, Rabu (22/2/2023), tagar rubicon yang merujuk pada mobil yang dipakai pemuda itu juga trending di twitter.
Dalam unggahannya, akun itu membagikan kronologi kejadian yang menimpa korban D.
Pada Senin (20/2/2023), D sedang bermain di rumah temannya.
Kemudian D mendapat pesan WhatsApp dari mantan pacarnya yang meminta bertemu untuk mengembalikan kartu pelajar.
D lalu mengirim lokasinya melalui WhatsApp.
Tak berapa lama, muncul mobil Jeep Rubicon hitam menunggu di depan.
Di dalam mobil itu ada 3 pria dan 1 perempuan.
Korban lalu diajak masuk ke dalam mobil dan dibawa ke sebuah gang kosong.
Setelah sampai di gang kosong, korban dihajar oleh dua pelaku yang kini sudah berhasil ditangkap oleh polisi.
"Korban shareloc lokasi dia (rumah temannya), kemudian ada mobil jeep hitam tersebut sudah menunggu didepan (ada 4 orang didalam jeep) dan korban diajak ke sebuah gang kosong.
Disitu korban dianiaya 2 orang pelaku yang saat ini berhasil ditangkap dan ditahan di polsek Pesanggrahan Jaksel," tulis pengunggah.
Akibat penganiayaan ini, korban mengalami luka serius di muka sebelah kanan dan segera dibawa ke RS Medika oleh ayah teman korban.
Bahkan hingga utas ini ditulis, korban dikabarkan belum sadarkan diri.
Pengunggah juga membagikan identitas pelaku yaitu Mario Dandu Satriyo.
"Korban atas nama David dan Pelaku utama bernama Mario Dandy Satriyo menggunakan kendaraan Rubicon B 120 DEN (plat aslinya B 2571 PBP). Pelaku utama merupakan lulusan Taruna Nusantara. "
Selain itu, pelaku juga menggunakan plat nomor polisi palsu saat melakukan aksinya.
Saat melakukan penganiayaan, pelaku memakai nopol B 120 DEN.
Sedangkan nomor plat asli mobil itu adalah B 2571 PBP.
Setelah ditelusuri, pengunggah menuliskan jika pelaku merupakan anak salah satu pejabat di Kanwil DJP Jaksel II.
"Jenggggg jengggggggg pelaku merupakan anak dari Rafael Alun Trisambodo Kepala Bagian Umum Kanwil DJP Jaksel II.
Akanya naik rubicon kerennn... Ada motor harly juga... Pejabat pajak yg kaya banget ya," tulis pengunggah.
Pengunggah menuliskan jika mantan pacar D sekarang menjalin hubungan dengan pelaku.
Mantan pacar korban lalu bercerita jika korban pernah meraba-rabanya.
Pelaku yang emosi lalu menjebak dan memukuli korban.
Sejumlah pegiat medsos juga memposting kasus tersebut seperti @GunRomli.
Pegiat medsos lainnya @kokokdirgantoro juga menyoroti kasus dugaan penganiayaan tersebut.
Sementara itu Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu), Yustinus Prastowo di twitternya @prastow menegaskan pihaknya berempati dalam kasus itu.
Penjelasan Polisi
Pemuda yang diduga dianiaya itu merupakan anak dari pengurus pusat GP Ansor berinisial CDO di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya telah menangkap pelaku berinisial MDS.
"(Pelaku) sudah (ditangkap)," kata Ade Ary saat dikonfirmasi, Rabu (22/2/2023).
Ade belum menjelaskan lebih lanjut terkait kronologi kasus penganiayaan tersebut. Saat ini penyidik masih melakukan proses pendalaman.
"Masih didalami. Korban belum bisa dimintai keterangan," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor DKI Jakarta M. Ainul Yaqin mengungkapkan korban merupakan anak salah satu pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor bernama Jonathan Latumahina.
"Anaknya Sahabat Jonathan (Pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor)," ucap dia.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, jika pelaku merupakan salah satu anak pejabat di Kementerian Keuangan.
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo merespons kabar dugaan tersebut.
Dia berkata mendukung penuh proses hukum dalam kasus penganiayaan ini dan mendoakan kesembuhan korban.
"Para sedulur Banser dan para pecinta kedamaian. Saya sungguh berempati & amat prihatin dg kejadian yg menimpa Mas David," demikian kicau Yustinus di akun Twitternya.
"Kami juga menghaturkan terima kasih utk berbagai informasi yg disampaikan. Tentu hal tersebut menjadi perhatian dan bahan pendalaman. Mengingat ini kasus pribadi, kami berupaya membedakan dg institusi. Komitmen Kemenkeu jelas, senantiasa menjaga integritas dan profesionalitas," sambungnya.
Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jateng