TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua ESQ Group, Ary Ginanjar Agustian diundang untuk memberikan materi pelatihan program Penguatan Antikorupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis lalu.
Pelatihan Ke 11 Kalinya
Pelatihan ini merupakan yang ke-11 kalinya Ary Ginanjar memenuhi undangan KPK sebagai narasumber. Kali ini, pelatihan dihadiri oleh 24 pejabat negara dari 12 kabupaten/kota, yang terdiri dari Penjabat Bupati, Walikota, Ketua DPRD, dan pasangan mereka.
Dalam penyampaian materi, Ary Ginanjar memberikan penghargaan kepada Jaksa Agung legendaris, Baharuddin Lopa, yang dikenal memiliki kejujuran yang luar biasa.
Menurutnya, kisah Baharuddin Lopa memberikan pelajaran berharga tentang integritas. Ary mengisahkan momen ketika Baharuddin Lopa menemukan bensin mobilnya sudah terisi penuh tanpa sepengetahuannya, dan dengan jujurnya memerintahkan supirnya untuk mengosongkannya kembali.
Ary Ginanjar menggarisbawahi pentingnya integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga membandingkan orang jujur dengan koruptor, yang keduanya menginginkan kebahagiaan, tetapi dengan cara yang berbeda.
Mencapai Kebahagiaan Materi Dengan Cara Yang Tidak Berintegritas
Koruptor berusaha mencapai kebahagiaan materi dengan cara yang tidak berintegritas, sementara orang jujur mencapai kebahagiaan dengan berintegritas.
Ary Ginanjar juga mengapresiasi upaya KPK dalam menggelar program PAKU Integritas, yang mengingatkan pentingnya kejujuran dan integritas dalam pemerintahan. Ia mengajak semua peserta untuk membuat komitmen pribadi terhadap integritas dan melawan korupsi.
Program PAKU Integritas yang digelar oleh KPK mencakup 8 fokus area rawan korupsi, termasuk perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa, perizinan, serta penguatan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), manajemen ASN, optimalisasi pajak daerah, manajemen aset daerah, dan tata kelola keuangan desa.
Deputi Pendidikan & Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Wardiana, menekankan pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu tujuan negara Indonesia. Ia berharap peserta pelatihan ini akan menerapkan wawasan antikorupsi dalam tugas mereka sebagai penyelenggara negara.
Pencegahan Korupsi Dimulai Dari Keluarga
Program ini juga melibatkan pasangan penyelenggara negara, dengan harapan bahwa pencegahan korupsi dimulai dari keluarga.
Wawan Wardiana menekankan peran istri dalam mencegah korupsi dan mengingatkan agar mereka tidak hanya menjadi bendahara di rumah, tetapi juga menjadi pengawas keuangan keluarga.
Dian Novianthi, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, menjelaskan bahwa fokus pelatihan mencakup penguatan materi antikorupsi, pendalaman karakter integritas, dan implementasi integritas dalam pelaksanaan tugas sebagai penyelenggara negara.
Pelatihan juga mencakup kunjungan ke rumah tahanan KPK sebagai pembelajaran tentang konsekuensi tindak pidana korupsi.
Semoga melalui program ini, integritas dan antikorupsi akan menjadi bagian integral dari tugas-tugas penyelenggara negara, mendorong Indonesia menuju cita-cita menjadi negara yang bersih dari korupsi pada tahun 2045.