Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Barat menetapkan seorang polisi wanita (polwan), Aiptu Heni Puspitaningsih menjadi tersangka dalam kasus penipuan.
Dia ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penipuan yang korbannya merupakan anak petani dari Subang, Jawa Barat, Teti Rohaeti, dengan modus membantu masuk menjadi anggota Polri yakni polwan.
Selain Heni, polisi juga menetapkan suaminya bernama Asep Sudirman yang merupakan pecatan polisi dan ikut terlibat dalam kasus penipuan tersebut.
"Yang bersangkutan kita sudah tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi dalam keterangannya, Selasa (11/6/2024).
Baca juga: Terungkap Penguntitan Jampidsus Dilakukan Grup Time Zone Berisi 10 Oknum Densus 88
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan mengatakan keduanya masih dilakukan pemeriksaan secara intensif.
"Masih dilakukan pendalaman terhadap kedua tersangka," tukasnya.
Dalam kasus penipuan petani ini, sebelumnya anggota komplotan mereka dari Polres Metro Jakarta Selatan, Bripka Yulia Fitri Nasution alias Bripka YFN, lebih dulu disidang etik dan dijatuhi hukuman pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH).
Terungkap, Bripka YFN berperan melakukan pemalsuan surat telegram rahasia (TR) atas kasus penipuan terhadap seorang petani asal Subang, Jawa Barat, Calim Sumarlin.
Duit Diambil, Anak Petani Dijadikan Pembantu
Seorang petani warga Desa Wanakerta, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengaku diminta menyerahkan uang Rp 598 juta sebagai 'uang pelicin' agar putrinya bisa diterima menjadi anggota polisi wanita (polwan).
Carlim Sumarlin (56), nama petani itu, mengaku telah menyerahkan uang tersebut kepada pihak yang berjanji dapat meloloskan sang anak untuk menjadi anggota Polri.
Menurut dia, dua diantara pelaku merupakan anggota Polri aktif.
Sementara, satu lainnya merupakan mantan anggota Polri yang diberhentikan dengan tidak hormat (PTDH).
Baca juga: Pengusaha Batu Bara Said Amin di Balik Kasus Rita Widyasari Mangkir dari Panggilan KPK
Dalam dialog Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Selasa (21/5/2024), Carlim mengatakan uang sebesar Rp 598 juta yang ia serahkan merupakan hasil penjualan sawah dan kebunnya.
Menurut Carlim, peristiwa itu terjadi pada tahun 2016 lalu.
Saat itu, kata dia, dirinya didatangi oleh Asep Sudirman, mantan anggota Polri yang merupakan tetangga kampungnya.
"Awalnya saya kan tidak ada minat anak saya daftar polisi, datanglah Bapak Tarya dan Pak Asep yang mengiming-imingi suruh anak masuk ke kepolisian,” kata Carlim.
Kala itu, lanjut Carlim, dirinya menolak karena merasa tidak memiliki uang untuk mendaftar.
Namun terduga pelaku menyarankan agar Carlim menjual sawah serta kebunnya.
“Awalnya nolak saya karena tidak punya uang, dia bilang ‘Sudah kebun jual saja, sawah jual aja, buat modalnya’, katanya begitu.”
Menurut Carlim, ia menyerahkan uang tersebut kepada dua terduga pelaku yang berbeda yakni kepada Asep Sudirman melalui cara transfer dan yang kedua ia serahkan kepada Aiptu Heni Puspitaningsih secara tunai atau cash.
"Dia meminta dulu. Pertama Rp200 juta meminta ke saya, ditransfer ke rekening Pak Asep Sudirman. Kedua, Rp300 juta suruh dianterin ke rumah yang bawanya, yaitu di rumah Bu Heni P, di Asrama Polisi Kalideres,” bebernya.
“Cash. Sama Bu Heni dihitung uangnya terus bikin kuitansi.”
Meski telah menyerahkan uang sebesar ratusan juta rupiah, sang anak tidak juga lulus menjadi anggota Polri.
Bahkan menurutnya sang anak justru dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga dan baby sitter di rumah Yulia Fitri Nasution.
“Bekerja sebagai pembantu, baby sitter. Tadinya kan mau daftar polisi, ikut tes polisi tapi ternyata di sana, di Jakarta dijadikan sebagai pembantu, baby sitter.”
"Nggak didaftarin, nggak diproses dan yang lainnya,” tambah dia.
Baca juga: Peran 4 Tersangka Pengeroyokan Bos Rental di Pati, AG Tega Lindas Korban Pakai Motor
Carlim menyebut sang anak dipekerjakan di rumah Yulia atas suruhan Anton dan Heni.
“Di rumah Ibu Yulia Fitria Nasution, atas suruhan Pak Anton sama Bu Heni, dia anggota polisi juga sama (seperti) Bu Heni itu.”
Dia mengatakan putrinya itu kini tinggal di kampung dan tidak memiliki pekerjaan saat ini.