Bukan hanya nama baik saya yang hancur, prestasi, loyalitas saya tiba-tiba harus lenyap," ujar dia.
Ia mengaku sedih sekaligus malu lantaran dituding melecehkan dua bawahannya.
Ia merasa menjadi korban pembunuhan karakter.
"Mungkin bapak dan ibu nggak bisa menggambarkan kesedihan saya, malu saya, dan sedih saya. Karena apa? Selama saya mengabdi di dunia pendidikan baru sekali ini saya dihina, dijadikan korban character assasination, pembunuhan karakter," ucap Edie.
"Padahal, seorang dosen atau guru, saya orang yang betul menjaga etika dan budi. Saya sangat malu di depan semua orang. Makanya saya pakai topi," imbuh dia.
Menurut dia, kasus ini juga turut berdampak terhadap keluarganya yang ikut merasa malu.
"Saya punya keluarga, saya punya istri dan anak-anak yang sudah besar.
Bisa dibayangkan gak, betapa mereka sedih dan malu ayahnya diperlakukan seperti ini," tutur Edie.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ada Unsur Pidana, Kasus Dugaan Pelecehan Eks Rektor Universitas Pancasila Naik Penyidikan