News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peredaran Obat Keras

Intip Jual Beli Obat Keras Tramadol di Tanah Abang, Pembelinya Kuli Proyek, Pedagang hingga Pengamen

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga menjual& obat keras Tramadol secara ilegal di tepi Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Teriknya matahari terasa menyengat di Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (11/9) siang sekira pukul 12.36 WIB siang.

Arus lalu lintas di jalan itu tampak ramai di kedua sisi jalan, baik yang mengarah ke Pasar Tanah Abang maupun yang menuju ke arah ke Petamburan.

Siang itu tepat di depan Museum Tekstil, sejumlah orang terlihat berdiri di pinggir jalan membentuk barisan memanjang.

Di tangan mereka tampak tumpukan obat yang dikemas di dalam plastik.

Obat yang mereka jual itu adalah Tramadol, obat keras yang konsumsinya dilarang tanpa resep dokter.

Para penjual yang terdiri dari wanita dan laki-laki itu menawarkan obat kepada siapapun yang lewat di sepanjang trotoar jembatan.

Ada yang berdiri, ada pula yang sambil duduk di bangku lipat kecil.

Baca juga: Belasan Warga Bogor Diringkus Polisi karena Jual Obat Keras Tanpa Resep, Barang Bukti Ribuan Butir

Dari pantauan Tribunnews di sepanjang Jalan KS Tubun, Jalan Kebon Jati, Jalan Jembatan Tinggi, hingga kembali ke Jalan KS Tubun yang mengarah ke Petamburan, para penjual Tramadol itu tampak sangat bebas dan secara terang-terangan menjual Tramadol di sisi-sisi jalan.

Namun meski dengan santai menggenggam Tramadol di tangannya, para penjual itu tampaknya juga selektif memilih pembelinya.

Kepada Tribunnews yang siang itu hanya mengenakan kaus, celana pendek, dan sendal jepit, mereka hanya melihat tanpa menawarkan langsung obat keras itu.

Setelah hampir lima menit berjalan, Tribunnews kemudian beristirahat di sebuah warung kelontong dengan menggunakan gerobak di pinggir jalan.

Tak lama kemudian, datang seorang wanita paruh baya mengenakan baju warna coklat dan celana pendek ikut duduk di warung kelontong itu.

Wanita itu terlihat menghitung uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu beberapa lembar dari tas kecil miliknya.

Tribunnews kemudian mencoba bertanya kepada ibu berambut pendek itu dengan berpura-pura mencari obat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini