"Dari situ mereka kabur. Ke Pantai Carita, Pantai Anyer. Terus di dekat Pasar Anyer dia berhenti. Kemudian saya berpikir sama adik saya sama ayah saya. Nanti kita ke Polsek atau Polres terdekat, nah di situ terdekatnya ada Polsek Cinangka," kata Agam.
Berharap pendampingan, mereka justru mendapat penolakan.
"Kita sudah minta pendampingan, dari pihak Polsek penjaga gak berani, katanya 'abang dari leasing kan' katanya (polisi) seperti itu."
"Terus orang tua saya bilang, 'bukan, bukan, kita bukan leasing, kita ini rental mobil.' Surat-surat pun ada, BPKB, STNK. Karena kita kalau sewa mobil tidak dikasih STNK asli, ada surat jalannya."
"Kita bawa BPKB asli, STNK asli, kunci serep pun ada," Agam menceritakan situasi di Polsek Cinangka.
Aparat kepolisian yang piket dini hari itu pun menghubungi Kapolsek Cinangka, AKP Asep Iwan Kurniawan, untuk meminta keputusan atas permintaan pendampingan itu.
Namun, Kapolsek justru menolak permintaan pendampingan itu.
Bahkan, polisi meminta Agam dan tim dari rental menangkap sendiri si pembawa kabur mobilnya, setelah itu baru dibawa ke Polsek Cinangka pelakunya.
"Abang ke sono dulu aja, bawa orangnya ke sini" kata si polisi seperti ditirukan Agam.
"Terus bapak saya bilang, 'di dalam mobilnya ada senpinya. Gak mungkin kita ke sana, karena waktu sebelumnya di Pandeglang kita sudah ditodong'. Ada penolakan saat kami minta pendampingan," jelas Agam.
Setelah polisi menolak mendampingi, yang terjadi adalah Agam dan ayahnya serta tim dari rental terus membuntuti mobil Brio, sampai di rest area Balaraja, kilometer 45 Tol Tangerang-Merak.
Mobil Brio tersebut ternyata juga dikawal mobil Sigra diduga berisi beberapa orang.
Saat penumpang Brio berusaha diamankan, terjadilah penembakan.
Ilyas tertembak di dada dan kemudian meninggal dunia. Seorang lain, dari tim rental mobil, Ramli, juga tertembak, namun selamat dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).