"Bahkan pelaku dengan yang dikeroyok tadi itu, itu adalah saudara. Jadi pelaku ini adalah pamannya. Pamannya AA tadi," ungkapnya.
Samista mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, belum ditemukan peran ketiga anggota TNI AL dalam kasus penggelapan mobil yang berujung penembakan terhadap bos rental ini.
"Dari hasil lidik sementara, itu masih belum ditemukan," tegasnya.
Kronologi Penembakan Bos Rental Mobil
Insiden penembakan bermula saat Ilyas Abdurrahman bersama timnya melacak mobil Honda Brio yang disewa AS, namun diduga digelapkan.
Anak korban, Agam Muhammad Nasrudin, mengungkapkan AS yang menyewa mobil sejak 31 Desember 2024, telah mencopot dua dari tiga perangkat GPS yang terpasang di kendaraan tersebut.
"Jadi kronologinya, si Ajat (tersangka AS) ini sewa Brio tiga hari, dari tanggal 31 Desember-2 Januari. Nah, waktu hari pertama (1 Januari 2025), kami cek GPS-nya, ternyata ada dua GPS yang sudah dipotong di daerah Pandeglang, sehingga sisa satu GPS," beber Agam saat ditemui, Jumat (3/1/2025), dikutip dari Kompas.com.
Setelah mengetahui keberadaan kendaraan melalui GPS terakhir, Ilyas bersama Agam dan tim mengejar mobil tersebut.
Saat berusaha menghentikan kendaraan di pertigaan Saketi, pelaku yang berada di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan mengaku sebagai anggota TNI AU.
Baca juga: Laporan Tak Utuh Petugas Polisi yang Piket ke Kapolsek Cinangka soal Pendampingan Bos Rental
Adapun diketahui kemudian, oknum TNI tersebut bukan dari AU melainkan AL.
"Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan bilang, 'Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak lo,' sambil nodong senjata," kata Agam.
Situasi semakin kacau saat mobil lain, Daihatsu Sigra hitam, menabrakkan kendaraannya ke tim Makmur Jaya.
Kedua mobil pelaku kemudian melarikan diri, sementara Ilyas dan tim melanjutkan pengejaran hingga ke kawasan Anyer.
"Kami inisiatif ke Polsek terdekat untuk minta pendampingan karena tahu dia bawa senpi. Tapi Polsek menolak mendampingi setelah konfirmasi ke Kapolsek," jelas Agam.
Pengejaran berlanjut hingga rest area Balaraja, tempat mobil Brio berhenti di depan sebuah minimarket. Ilyas bersama tim mencoba mengadang pelaku, tetapi situasi berubah menjadi bentrokan senjata.
"Terjadi tembakan kurang lebih empat sampai lima kali. Saya kabur mencari perlindungan, tetapi ketika kembali, saya mendapati ayah saya sudah terkena tembakan," sebutnya.
Ilyas mengalami luka tembak di dada dan tangan. Meski sempat dilarikan ke RSUD Balaraja, nyawanya tidak dapat diselamatkan.
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Kompas.com/Intan Afrida Rafni/Irfan Maullana)