Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Pada sejumlah film silat, seorang pendekar silat digambarkan sebagai seorang yang sakti. Lazimnya, para pendekar ini mampu melakukan hal-hal yang di luar akal sehat, mulai dari terbang, menghilang hingga melesakkan tapak sakti yang meninggalkan luka bakar di tubuh lawan.
Benarkah itu? Haji Embay Mulia Syarief (62) menuturkan, hal itu memang terjadi bukan hanya di film. Adapun, Embay disebutkan adalah seorang tokoh silat dari Kota Serang, Banten. Ia merupakan mantan orang kepercayaan dari Chasan Sochib, jawara sekaligus pengusaha yang tinggal tak jauh dari kediamannya di kawasan Kebon Jahe, kota Serang. Chasan adalah ayah dari Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah.
Soal teknik silat, Embay menyebut seorang pendekar tidak perlu merapal mantra atau menggunakan tenaga dalam. Yang dibutuhkan, kata Embay, hanyalah keberanian. Embay menuturkan, menyentuh tubuh lawan dan meninggalkan luka bakar, bukan lah sesuatu yang sulit.
Untuk melakukan 'trik' itu, yang dibutuhkan hanyalah air keras, atau asam Nitrat maupun asam klorida yang dapat dengan mudah dibeli di toko kimia. Ditemui di kediamannya di kota Serang, Banten, ia menuturkan tangan harus lah dibaluri dengan minyak kelapa, kemudian dibaluri oleh air keras.
Embay menjelaskan, lapisan minyak kelapa akan menghalangi reaksi air keras di kulit. Namun saat tangan yang telah dibaluri air keras itu menyentuh kulit lawan efeknya akan mencengangkan. Kulit lawan bisa mengalami luka bakar.
"Kalau orang tidak tahu ilmunya dan menyaksikan hal itu, orang pasti berpikir kalau itu adalah ilmu tenaga dalam. Padahal tidak," ujarnya.
Selain dibalurkan ditangan, air keras itu juga bisa disemburkan lewat mulut. Namun sang penyembur harus sebelumnya berkumur dengan minyak kelapa. Salah seorang komisaris di BUMN itu mengaku sempat mempraktekan hal tersebut waktu muda saat ia merantau ke Tanah Abang, Jakarta Pusat. Saat itu ia menyemburkan air keras tersebut ke wajah lawannya.
"Orang-orang lihat kaget, mereka pikir ludah saya bisa membakar orang. Mereka pikir saya sakti, apalagi setelah mereka tahu saya aslinya orang Banten," katanya lalu tertawa.
"Saya keman-mana dulu selalu bawa dua botol kecil, satu isi air keras, satu isi minyak kelapa. Di sini (Serang) dari saya kecil itu sudah buat mainan anak kecil," tambahnya.