"Mereka mengatakan, mereka di-bully oleh media, mereka di-bully oleh pihak-pihak yang berkomentar di media, termasuk KPAI, mereka katakan, KPAI tidak perspektif anak," ungkap Sekretaris KPAI, Erlinda.
Komisioner KPAI memberi penjelasan, bahwa apa yang dilakukannya adalah fokus untuk mengungkap para pelaku dan membantu siswa dan orang tua yang menjadi korban kejahatan seksual di JIS.
Ia menyatakan, KPAI akan terus melakukan investigasi dan memberi bantuan advokasi kepada korban sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.
"Pada kesempatan tadi kami sampaikan, bahwa tidak ada tendensi apapun untuk menjelek-jelekkan JIS," ujarnya.
Menurut Erlinda, bahwa sejak awal pihaknya sudah berusaha dan meminta agar pihak JIS mau kooperatif terkait kasus yang terjadi di dalam lingkungan sekolah mereka. Namun, hal itu tidak dilakukan.
Erlinda menceritakan, pihak JIS telah mendapatkan pengaduan dari orangtua korban tentang kasus ini sejak 21 Maret 2014. Namun, mereka tidak menindaklanjuti dan cenderung tidak kooperatif dengan KPAI hingga akhirnya orangtua korban tersebut mengadukan kasus ini ke KPAI dan terekspose di media massa.
"Dikatakan bahwa sekolah itu aman. Tapi, kenapa tersangka yang ada di lingkungan JIS itu bisa lebih 5 orang. Apakah, ini bukan sindikat kecil, dan korban tidak hanya satu korban, tapi dua, dan jika sesuai laporan saat ini korban sudah ada tiga orang," ujarnya.
Erlinda menegaskan, KPAI akan jalan terus melakukan investigasi dan memberi bantuan advokasi kepada korban sesuai Undang-undang Perlindungan Anak. "Kami tidak akan gentar sedikit dengan hal-hal yang melemahkan kami," tegas Erlinda.
Alhasil, pertemuan tersebut tidak menemui titik temu di antara kedua pihak. "Tadi, mereka ingin diadakan pertemuan lanjutan. Tapi, saya tidak yakin akan ada pertemuan lanjutan karena mereka tahu sifat saya yang keras, dan mereka tidak bisa menerima itu," tukasnya.
Diberitakan, Polda Metro Jaya telah menetapkan enam orang tersangka kasus sodomi beberapa siswa Taman Kanak-kanak JIS. Seorang di antara tersangka, Azwar (27) dinyatakan pihak Polda telah meninggal dunia setelah menenggak cairan pembersih lantai merek Porstek di toilet Unit PPA saat proses pemeriksaan. Dan tewasnya Azwar tersebut dinilai beberapa pihak adalah janggal.
Sementara, berdasarkan investigasi internal KPAI dan laporan lebih dua korban, diduga masih ada pelaku kejahatan seksual di JIS selain keenam tersangka yang telah ditetapkan oleh kepolisian, termasuk staf pengajar sekolah tersebut. Apalagi, diketahui buronan FBI atas kasus sodomi di sejumlah negara, William James Vahey (sudah tewas karena bunuh diri di AS,-red), pernah 10 tahun menjadi staf pengajar di sekolah elit tersebut.