TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Tjipta Lesmana menduga pencopotan Jenderal Sutarman sebagai Kapolri sebelum memasuki masa pensiun lantaran tidak selesainya kasus kampanye hitam tabloid Obor Rakyat pada Pilpres 2014 lalu.
"Yang kedua, ini 'dosa' Sutarman yang tidak mampu menuntaskan kasus Obor Rakyat. Jokowi-JK benci sekali itu," ujar Tjipta disela acara diskusi Polemik bertajuk 'Jokowi Kok Gitu' yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/1/2015).
Tjipta menilai penghinaan yang dipublikasikan tabloid Obor Rakyat terhadap Jokowi tersebut sangat jelas unsur penghinaannya.
"Itu sudah jelas unsur fitnahnya tapi kok enggak bisa, karena kaki dan tangan Sutarman seperti diikat, anda sudah tahu semua, melibatkan orang dalam Istana waktu itu dalam kasus Obor Rakyat," kata Tjipta.
Terakhir, kasus Obor Rakyat masih dalam tahap pelimpahan berkas atau P21 oleh Penyidik Pidana Umum Kejaksaan Agung. Sebelumnya berkas itu sempat lebih dari tiga kali bolak-balik dari penyidik Kejagung ke Penyidik Bareskrim Polri.
Kapuspenkum Kejagung, Tony T Spontana mengatakan berkas dengan dua Tersangka yakni Setiyardi Budiono selaku Pimpinan Redaksi dan penulis Darmawan Sepriyossa sudah P21 pada Senin (12/1/2015) lalu.
"Berkas sudah P21, kami dari jaksa penuntut tinggal menunggu pelimpahan tahap kedua tersangka dan barang bukti," kata Toni, Kamis (15/1/2015).