TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Bupati Bangkalan, Jawa Timur, Fuad Amin Imron mengaku bahwa tidak ada orang di Madura yang berani melawannya.
Ia mengatakan, bahwa masyarakat Madura menyegani dirinya karena leluhurnya orang yang dihormati.
"Kalau orang Madura tidak ada yang tidak takut sama saya, boleh ditanya. Karena leluhur saya paling dihargai. Leluhur saya gurunya Hasyim Ashari," kata Fuad saat bersaksi untuk terdakwa Antonius Bambang Djatmiko di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (23/3/2015).
Fuad menuturkan, pada saat dirinya sudah berstatus tersangka yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), warga Madura masih menyeganinya.
Dirinya pun mengklaim bahwa ia masih dipilih warga Madura meski dengan status saat seperti ini.
"Kalau pemilihan Bupati sekarang besok, bisa saya dapat 95 persen. Walaupun saya sudah dihancurkan begini," tuturnya.
Masih kata Fuad, dirinya mengaku siap menghadapi hukuman yang akan diputuskan oleh hakim pada persidangan nanti. Ia mengaku selama mendekam di tahanan selalu melaksanakan ibadah.
"Kalau saya memang tidak ada apa apanya saya sudah siap dihukum, berapa pun sama pak hakim. Ibadah saya dalam penjara," ujarnya.