"Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, baik kelalaian maupun kelelahan," ujar perwira Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jabar Ipda Dasep.
Menurut Dasep, Polda Jabar menerjunkan 46 personil untuk melayani pengguna Jalan Tol Cipali. Para anggota PJR itu dibagi ke dalam dua gugus tugas wilayah, yakni barat dan timur.
"Kami dilengkapi enam kendaraan untuk patroli 24 jam," ujar Kepala Unit PJR Polda Jabar, Ipda Gugun Gunadi yang ditemui di Pintu Tol Subang, Rabu (24/6).
Polisi belum bisa menentukan titik-titik rawan kecelakaan atau blank area di Jalan Tol Cipali.
"Kami belum bisa menentukan daerah mana saja yang masuk blank area atau blank spot, itu biasanya butuh waktu enam bulan untuk memetakannya," ujar Gugun Gunadi.
Penentuan blank area, menurutnya, tidak didasarkan pada jumlah kecelakaan yang terjadi di satu lokasi.
Penentuan blank area harus didasarkan pada penelitian yang melibatkan berbagai unsur di antaranya kepolisian, akademisi, hingga perancang dan pembuat jalan tol.
Sebelumnya Kapolda Jabar Irjen Moechgiyarto mengatakan, sebagian besar kecelakaan di Jalan Tol Cipali merupakan kecelakaan tunggal yang disebabkan human error.
Jalanan lurus dan sedikitnya tempat peristirahatan membuat pengemudi kelelahan dan kehilangan konsentrasi.
"Mungkin karena jalannya mulus dan treknya panjang sehingga pengemudi lelah. Kami sudah minta rest area ditambah," katanya.
Pantauan Tour de Java, Pos PJR di pintu tol Subang, terdapat 9 kendaraan ringsek akibat kecelakaan di tol Cipali.
Kebanyakan kendaraan rusak berat bahkan ada yang sampai mesinnya lepas dari sasis.
Kendaraan tersebut di antaranya sebuah mobil boks, dua truk, satu bus, dan lima mobil pribadi. (taf/len)