Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti langsung memerintahkan para kapolda untuk mempertebal pengamanan di wilayah hukumnya masing-masing.
Hal ini menyusul terjadinya aksi penembakan dan pemboman di beberapa tempat di Paris, Perancis. Dan menewaskan ratusan orang tersebut pada Jumat (13/11/2015) malam.
"Kapolri sudah memberi instruksi ke Kapolda seluruh Indonesia. Ada tiga instruksi, pertama pertebal keamanan Kedubes dan Konsulat Jenderal (Konjen), khususnya yang berhubungan dengan Perancis dan kedubes lainnya yang mungkin jadi sasaran," tutur Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Suharsono, Minggu (15/11/2015).
Instruksi kedua yaitu para kapolda diminta meningkatkan deteksi dini, pengamanan dan patroli di tempat ramai yang dikunjungi warga seperti pusat perbelanjaan. Lalu instruksi ketiga yakni seluruh Kasatwil harus menyiagakan anggota yang selalu siap digerakkan setiap saat jika terjadi gangguan.
"Kami pastinya tidak mau kecolongan. Polri sudah pertebal pengamanan baik terbuka serta tertutup (anggota berpakaian preman). Kalau di dalam pagar, itu otoritas dari negara yang bersangkutan. Kami hanya di luar pagar dalam rangka antisipasi," tambah Suharsono.
Untuk diketahui setelah terjadinya aksi penembakan dan pemboman di beberapa tempat di Perancis, Kedutaan Besar negara tersebut yang berada di Jakarta mendapat perhatian pihak kepolisian. Sejumlah polisi pun terlihat berjaga-jaga di depan Kedubes Perancis yang terletak di Jl M H Thamrin No 20, Jakarta Pusat itu.
Kapolsek Menteng, Kompol Dedy Tabrani mengakui adanya peningkatan pengamanan di Kedubes Perancis. Menurutnya, selain dari Polsek, ada juga personel kepolisian dari Polres Jakarta Pusat serta Polda Metro Jaya yang berjaga di Kedubes Perancis.
"Memang ada instruksi peningkatan penanganan di Kedubes-kedubes. Bukan hanya di Kedubes Perancis saja, tetapi lokasi yang menjadi daerah wilayah hukum kami," kata Dedy kepada Tribunnews.com, Sabtu (14/11/2015)
Sementara itu, Dedy Setiawan, Satpam Kedubes Perancis mengatakan, tidak ada aktivitas pada Sabtu ini di kantor kedutaan. Menurutnya, saat ini hanya ada sejumlah orang yang sekolah bahasa Perancis.
"Di dalam tidak ada aktivitas yang dilakukan oleh pihak kedutaan. Hanya ada orang yang belajar bahasa Perancis," tutur Dedy.
Diketahui, sejauh ini, Sudah sekitar 153 orang dinyatakan tewas akibat serangan teroris di Prancis, Jumat (13/11/2015), dan 100 orang masih disandera.
Dikutip Sydney Morning Herald, korban tewas dihasilkan dari serangan penembakan dan pemboman di gedung teater Le Bataclan, stadion Stade de France, pusat perbelanjaan Les Halles, dan sejumlah jalanan Paris.
Hingga kini pelaku serangan dikatakan masih belum dapat diringkus, namun pemerintah Prancis sudah mengerahkan 1.500 tentara pasukannya
Meski meyakini bahwa serangan itu adalah aksi yang mengarah pada teror, President Prancis Francois Hollande mengaku masih belum mengetahui siapa dan apa dalang di balik serangan itu.
"Para teroris itu ingin agar kami (warga Prancis) ketakutan. Ini memang menakutkan, tapi untuk menghadapi teror kita harus tetap bersatu," ucapnya, sembari terus menekankan pasukannya masih terus melawan aksi teror ini.
Francois pun dikatakan sempat terancam, lantaran dirinya pada hari it sedang berada di stadion Stade de France, di mana pertandingan sepakbola antara Prancis dan Jerman dilaksanakan.
Sebagai langkah pengamanan, sejumlah fasilitas umum di Paris ditutup dan warga diimbau agar tetap berada di rumah masing-masing, mengingat aksi penembakan di jalanan masih terus menelan nyawa.