TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Salah satu misteri dalam kasus Antasari Azhar, yang sedang menjalani asimilasi adalah sosok Rani Juliani, yang disebut-sebut sebagai orang yang menjadi kunci kesaksian pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnaen alias Nasrudin Banjaran dari sebuah BUMN, RNI.
Dalam percakapan di Mata Najwa, Antasari menyatakan, dia sedang diincar dan diteror.
"Bukan Nasrudin, yang meneror saya. Tapi, seorang wanita (Rani Juliani). Saya tidak pernah membantah saya pernah bertemu," katanya, dalam siaran Mata Najwa yang disiarkan oleh MetroTV, Rabu (24/8/2016) malam.
"Kenapa di hotel? Saya, waktu itu, merupakan Ketua KPK. Saya tidak mungkin berada di tempat-tempat yang menjadi konsumsi publik," katanya.
"Dia (Rani) mengatakan, akan ada pesan dari mantan atasan saya," katanya.
Pertemuan itu terjadi di sebuah hotel di Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
"Lho, kenapa begitu? Saya bilang saya ini sibuk. Kalau begitu, apa bukan jebak namanya?"
"Seharusnya, dia yg diperiksa polisi harusnya, karena mengganggu pejabat negara."
"Waktu persidangan, hakim tanya, saksi (Rani), apa betul ada cinta segitiga?' Saya jawab, tidak ada. Dia bilang kepada hakim, Pak Antasari ini kayaknya naksir saya. Itu kan GR namanya," kata Antasari.
Ternyata, memang sosok Rani Juliani memerankan peranan sangat penting untuk menamatkan karier Antasari Azhar di KPK.
Acara itu juga menghadirkan istri Antasari, yang juga diberikan kesempatan untuk bicara.
Pertanyaan yang belum dijawab, apakah pimpinan tertinggi Polri, ketika itu, yang memasukkan dia ke penjara?, demikian salah satu pertanyaan Najwa kepada Antasari.
Ketika itu, Kapolrinya adalah Bambang Hendarso Danuri.
Sejumlah nama teerjerat dalam kasus tersebut di antaranya Williardi Wizard, yang juga merupakan anggota kepolisian.