Lalu dr Fiera Lovita memutuskan kembali menutup akun facebooknya demi kenyamanan dan keamanan.
Keesokan harinya, Selasa 23 Mei 2017, keluarga kecil ini kembali beraktivitas biasa mengantar anak ke sekolah.
Tiba-tiba, dr Viera Lovina kembali mendapat telepon dari RSUD Solok diminta segera ke rumah sakit.
Sesampainya di RSUD Solok, banyak orang berjubah di halaman RSUD termasuk juga mobil polisi.
Dr Viera Lovita panik dan langsung masuk ke dalam rumah sakit.
Dr Viera Lovita lalu menemui Wakil Direktur Rumah Sakit, dr Elfahmi. Dia diberitahu ada sekelompok pimpinan ormas, termasuk ketua FPI ingin bertemu dengannya.
"Saya diminta patuh kalau tidak ingin ini semua berlanjut. Saya bersedia ikut saran Wakil Direktur. Saya lalu dibawa ke sebuah ruangan. Disana sudah ada Direktur RSUD Solok, drg Epi yang marah besar, melotot dan menujuk saya. Beliau kesah karena saya membawa masalah bagi rumah sakit," tambah dr Fiera Lovita.
Akhinya dr Fiera Lovita dibawa ke ruang pertemuan dengan para petinggi ormas FPI, Kapolsek Solok, Kasat Intel Solok beserta direktur dan jajaran direksi RSUD Solok. Dia diminta menyampaikan permintaan maaf, menyesal dan menyatakan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Setelah dr Fiera Lovita menyampaikan permintaan maaf secara terbata-bata, lanjut secara bergantian petinggi ormas dan FPI memperkenalkan diri dan menceramahi dirinya.
Dimana pada intinya, mereka tidak terima dengan postingan dr Fiera Lovita.
Dr Fiera Lovita berpikir pertemuan itu membuat semua masalah selesai, ternyata tidak.
Foto pertemuan antara antara ia dangan pimpinan ormas dan lainnya kembali viral dan dia makin dipergunjingkan.
"Malah harinya, masih ada orang berkeliaran di sekitar rumah. Intimidasi berupa telepon masih saya terima. Selain itu ada juga gerombolan orang bermotor lewat depan rumah dan meneriaki saya," tambahnya.
Malamnya, Jumat 26 Mei 2017 sekitar pukul 23.45, Kapolres datang ke rumah namun dr Viera Lovita tidak merespon karena HP miliknya disilent.
Keesokannya, Sabtu 27 Mei 2017, Kapolres kembali ke rumah dr Viera Lovita selanjutnya ia dibawa ke Polres hingga sore hari dan berbuka piasa disana.
Malamnya pukul 22.00 dr Viera Lovita kembali ditelpon Kapolres untuk hadir dalam pertemuan dengan intansi daerah termasuk wali kota, bupati, wakil bupati, wakil masyarakat, RSUD Solok, dan FPI.
Saat itu, dr Viera Lovita menolak hadir karena kelelahan.
Minggu 28 Mei 2017, dr Viera Lovita didatangi tiga pria mengaku dari Kodim. dr Viera Lovita tidak mau menemui karena takut dan curiga.
Ketiga pria itu selama satu jam bertahan di depan rumah dr Viera Lovita kemudian pergi.
Sampai pada akhirnya, dr Viera Lovita memutuskan pindah dari Solok.
Menurutnya itu pilihan terbaik untuk ia dan kedua anaknya yang berumur 8 dan 9,5 tahun. Itu semua atas pertimbangan keselamatan.
"Saya berhasil minta tolong kolega saya di luar Sumatera Barat, tanggal 29 Mei 2017 saya dijemput relawan dari Jakarta. Saya sempat pamit pada petugas keamanan di rumah dan Polsek Solok. Lalu saya dikawal menuju Bandara. Saya didampingi juga oleh Banser," ungkapnya.
Atas serangkaian peristiwa itu, dr Viera Lovita berharap peristiwa yang menimpanya tidak terjadi lagi kepada siapapun.
Menurutnya, negara harus hadir melindungi warga negaranya.
Saat ini, ia belum memutuskan dan apa rencana yang akan dijalani kedepan. Yang pasti ia akan tetap mengabdi untuk masyarakat sebagai seorang dokter dan ingin menghabiskan waktu untuk berlibur bersama anak-anaknya.
"Saya berterimakasih pada semua pihak. Selamat berpuasa, Insya allah puasa kita diterima oleh Allah SWT," tutupnya mengakhiri cerita kronologis Persekusi yang dialaminya.