"Sebuah slogan itu haruslah ringkas, menarik dan catchy untuk anak muda. Buktinya responsnya luar biasa kan. Kami ingin ada penyegaran lah dalam penyampaian narasi soal Pancasila," ujar Triawan.
"Kata-kata 'Saya Pancasila, Saya Indonesia' itu konteksnya sudah masuk ke dalam segalanya bahwa saya adalah seorang Pancasilais, saya seorang pendukung Pancasila, saya lahir di negara yang berasaskan Pancasila. Semua orang sudah ngerti," papar Triawan.
Tantangan bagi pengkritik
Meski demikian, Triawan tak menganggap pihak yang mengkritik slogan itu sebagai perlawanan.
Bagi Triawan, hal itu adalah dinamika dalam negara demokrasi.
"Dinamika saja. Yang penting saya apresiasi sama masukan seperti apapun juga, dari siapapun juga, pendapat-pendapat seperti itu," ujar Triawan.
Ayah dari penyanyi Sherina Munaf itu meminta, daripada mengkritik slogan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila', lebih baik pihak-pihak itu ikut mengampanyekan nilai-nilai Pancasila dengan caranya sendiri.
"Kalau mau, bikin kampanye juga. Karena Pancasila kan dari semua orang untuk semua orang. Silakan bikin. Jangan malah dikritik. Bikin saja," ujar dia.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Ini Alasan Triawan Munaf Pilih Slogan "Saya Pancasila", Bukan "Kita Pancasila"