Serangan ke Australia
Berkas tuntutan juga menggambarkan kesepakatan Hambali dengan Jack Roche, anggota JI dari Australia, berdasarkan pertemuan keduanya di Kuala Lumpur tahun 2000 untuk mendiskusikan target AS dan Israel di Australia.
Hambali juga mendanai perjalanan Roche ke Afghanistan.
Dokumen itu menyebutkan Roche disediakan uang 4.000 dollar AS untuk mengatur pengintaian terhadap konsulat Israel di Sidney dan kedutaan AS dan Israel di Canberra.
Pada tahun 2000, menurut dokumen itu, Hambali memerintahkan serangan ke gereja-gereja di Indonesia pada malam Natal.
Pengeboman itu menewaskan 19 orang dan melukai 121 orang.
Antara September dan November 2001, dokumen itu menyebutkan Hambali memilih empat warga negara Malaysia untuk ikut serta pada serangan bunuh diri pasca 9/11.
Mereka berbicara langsung dengan bin Laden pada pertemuan yang diatur oleh Hambali.
Dokumen itu juga menggambarkan pembicaraan tentang rencana serangan 9/11 yang lain terhadap California.
Antara January 2002 dan Juni 2003, Hambali mengatur pengintaian terhadap loket maskapai El Al di bandara Bangkok "untuk mengetahui berapa banyak orang di dekat loket itu saat jam tersibuk setiap harinya to determine how many people were near the counter at the busiest time of the day, dalam rangka merancang rencana melakukan serangan teror yang menargetkan pelanggan orang Israel".
Target sekolah
Mengenai pengeboman kelab malam tahun 2002 yang mana Hambali menghadapi tujuh tuntutan, dokumen itu menjelaskan ia mau sebuah rencana untuk mengganti serangan ke Singapura dan "ia tidak menyangka begitu banyak orang yang tewas dan ia terkejut dengan hasilnya".
Pada pertengahan Juli 2003, Hambali memerintahkan sekitar 50.000 dollar AS ditransfer dari Thailand ke Indonesia dan pengintaian terhadap beberapa target di Jakarta dimulai.
"Kelompok itu menentukan target potensial untuk diserang: Hotel JW Marriott, gedung Citibank, kompleks perumahan CALTEX, Jakarta International School, Australian International School, pasar swalayan Chem Chex (mungkin yang dimaksud Kem Chicks), dan pasar swalayan Hero," sebut dokumen itu.
Pada Agustus 2003, 11 orang — termasuk 10 warga Indonesia — tewas setelah bom di dalam truk diledakkan di luar Hotel JW Marriott di Jakarta.