Bhakti mengatakan kadang mereka berhasil merekam isi pembicaraan dari berbagai pertemuan tersebut, namun mereka tidak bisa memberikannya kepada ABC karena rekaman itu milik pemerintah Indonesia.
Bulan Februari tahun lalu, ABC secara ekslusif merekam gambar di masjid As-Syuhada di Jakarta dimana usaha untuk mengumpulkan pejuang ISIS sedang dilakukan.
Menurut Bhakti, hal seperti itu hampir tidak mungkin dilakukan lagi sekarang, karena kelompok-kelompok ini melakukan pertemuan lebih berhati-hati, dan kadang dilakukan di rumah pribadi.
Dalam penelitiannya, Bhakti memberikan tiga kategori masjid dalam hal ini.
1. Masjid umum yang digunakan pendukung ISIS tanpa sepengatahuan marbotnya.
2. Masjid dimana marbotnya memiliki hubungan dengan kelompok yang mendukung ISIS namun jamaahnya tidak
3. Masjid pribadi dimana marbot dan jamaahnya mendukung kelompok ISIS
"Bagi kelompok radikal, pertemuan langsung merupakan hal yang penting, karena mereka baru bisa membangun saling percaya setelah bertemu muka langsung," kata Bhakti.
"Mereka tidak melakukannya online, karena online bisa jadi siapa saja." (*)