Ia juga mengungkapkan bahwa sempat terjadi penggantian petugas keamanan di rumah Novanto ketika ia terpilih menjadi Ketua DPR.
"Itu dulu temen-temen saya. Sekarang nggak tahu pada kemana. Pas diberhentikan mereka cuma ngeluh nggak tahu mau kerja di mana. Nggak ngomongin Pak Novanto," ungkapnya.
Ia mengaku sempat diajak oleh pihak KPK untuk ikut dan menjadi saksi ke dalam rumah Novanto pada saat penjemputan paksa.
"'Ini tugas negara, bapak harus ikut,' tapi saya nggak beranilah ikut campur, bukan urusan saya itu," katanya mengulangi kata penyidik KPK ketika malam penjemputan paksa. Namun menurutnya itu bukan tugasnya.
"Kapolri aja nggak mau ikut campur, apalagi kita-kita orang," ungkapnya.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa ketika KPK mendatangi rumah Novanto, bahkan ketua RW tidak mau mendampingi KPK.
Sumber lain lagi juga menegaskan bahwa ketika itu, Ketua RW memang tidak mau ikut campur.
Bahkan kedua sumber tersebut enggan memberitahukan di mana rumah ketua RW.
"Nggak, nggak. Pak RW nggak ikut-ikutan (waktu kedatangan KPK ke rumah Novanto)," ungkapnya.